BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Peningkatan kebutuhan perumahan saat ini menyebabkan
peningkatan kebutuhan akan bahan bangunan. Bahan yang digunakan untuk bangunan
terdiri dari bahan-bahan atap, dinding dan lantai. Bahan bangunan tersebut
harus tersedia dengan jumlah yang besar dan dari segi ekonomis dapat terjangkau
oleh seluruh kalangan masyarakat.
Beton adalah salah satu bahan konstruksi yang paling
sering dipakai. Taksiran kasar berdasarkan data konsumsi semen Portland tahun
1989 – 1990, ada kira-kira 58 juta m3 beton yang dihasilkan di Indonesia (
Rivai, 1994 ). Produk elemen bahan bangunan yang terbuat dari beton, misalnya
berupa bata beton. Bata beton adalah suatu jenis unsur bangunan berbentuk bata
yang dibuat dari campuran bahan perekat hidrolis atau sejenisnya ditambah
agregat dan air dengan atau tanpa bahan tambah lain yang tidak merugikan sifat
beton itu (Sugiharti dan Riskijah, 2000). Bata beton berlubang adalah bata yang
dibuat dari bahan perekat hidrolis atau sejenisnya ditambah dengan agregat dan
air dengan atau tanpa bahan pembantu lainnya dan mempunyai luas penampang
lubang lebih dari 25% luas penampang batanya dan volume lubang lebih dari 25%
volume batanya (SK SNI S – 04 – 1989 – F).
Pemakaian bata beton sebagai elemen bahan bangunan
didasarkan atas beberapa pertimbangan antara lain: ukurannya seragam, mutunya
seragam bila dibuat dengan cara yang sama, cukup kuat dan awet, tidak mudah
terbakar, pemasangan mudah dan rapi tidak perlu pemotongan, permukaan menarik
dan tidak perlu diplester lagi, harga pasangan jadi bersaing dengan bahan
lainnya.
Besaran suatu biaya pembangunan rumah sebagian besar
adalah dari biaya transportasi produk bahan bangunan. Sebagian besar dari biaya
konstruksi rumah adalah untuk pengadaan bahan bangunan yang ongkos terbesarnya
untuk transportasi dari tempat produksi sampai lokasi pembangunan. Pemilihan
suatu alternatif bahan yang ekonomis sebagai bahan bangunan sangat penting.
Baik ditinjau dari segi perolehan bahan ataupun produk baru yang dihasilkan. Pemanfaatan
bahan lokal dapat dilakukan untuk mengurangi biaya pembangunan.
Di Indonesia pemanfaatan bahan-bahan lokal yang dapat
dipakai sebagai bahan bangunan belumlah optimal. Dari segi teknologi produksi,
perlu dilakukan kajian atas potensi / teknik produksi / mutu produk sejak
diambil dari sumber bahan baku untuk menentukan pilihan jenis komponen bahan
bangunan dan teknologi dari bahan lokal tersebut. Dari segi ekonomis, perlu
dikaji atas daya beli masyarakat terhadap elemen bahan bangunan yang terbuat
dari bahan local tersebut.
Salah satu bahan lokal yang dapat dimanfaatkan adalah
tras. Tras merupakan batuan gunung api yang telah mengalami perubahan komposisi
kimia yang disebabkan oleh pelapukan dan pengaruh kondisi air bawah tanah.
Bahan galian ini berwarna putih kekuningan hingga putih kecoklatan, kompak dan padu.(http://www.garut.go.id/static/sda/pertambangan.php).
Tras memiliki bahan penyusun kimia yaitu SiO2 (62,85%), Al2O3 (18,18%),
Fe2O3 (4,99%), MnO (0,06%), Na2O (1,86%) dan K2O (3,45%)
(Hijhoff, 1970). Oksida-oksida tersebut dapat bereaksi dengan kapur bebas yang
dilepaskan semen ketika bereaksi dengan air.
Dalam ilmu bahan bangunan ada beberapa jenis bahan yang
dikategorikan sebagai bahan ikat dalam adukan, di antaranya adalah semen,
kapur, tras, pozolan dan berapa bahan ikat lainnya (Moerdwiyono, 1977 dalam
(Andoyo, 2006)). Tras merupakan pozolan yang dapat dipakai sebagai bahan ikat
tambahan atau sebagai pengganti sebagian semen portland. Pozolan didefinisikan
sebagai material yng mengandung silika atau aluminosilika yang tidak memiliki
sifat seperti semen namun bila berukuran kecil dan terdapat air, campuran
pozolan dengan kalsium hidroksida pada temperatur kamar memiliki sifat perekat.
Campuran tersebut dapat memadat dengan sendirinya ( Kawigraha dan Sudiyanto,
2005).
Penggunaan tras sebagai bahan ikat tambahan dalam
pembuatan bata beton berlubang dapat mengurangi ketergantungan akan produksi
semen. Dengan demikian, penggunaan tras diharapkan dapat meminimalkan biaya
produksi bata beton berlubang sehingga harga jualnya dapat terjangkau oleh
masyarakat. Atas dasar pertimbangan tersebut, dilakukan penelitian mengenai penambahan
tras pada pembuatan bata beton berlubang dengan komposisi yang bervariasi.
Penelitian ini selanjutnya dapat digunakan sebagai acuan untuk mengurangi
penggunaan bahan ikat semen portland tanpa mengabaikan persyaratan yang
ditentukan dalam pembuatan bata beton berlubang.
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka timbul suatu pemikiran
untuk melakukan penelitian mengenai penambahan tras pada pembuatan bata beton
berlubang . Dari penelitian ini akan dikaji mengenai adakah pengaruh penambahan
tras terhadap kuat tekan dan serapan air pada bata beton berlubang dengan
variasi komposisi campuran yang telah ditentukan.
1.3
Pembatasan Masalah
Data yang diharapkan dari penelitian ini yaitu tentang
uji kuat tekan dan serapan air pada bata beton berlubang dengan penambahana
tras. Macam dan jenis penelitian akan dibatasi pada permasalahan sebagai
berikut:
1. Konsentrasi variasi komposisi campuran bahan susun bata beton berlubang sesuai
yang tercantum dalam variabel penelitian.
2. Benda uji berupa bata beton berlubang dengan ukuran 40 x 20x 10 cm.
3. Pengujian kuat tekan dan serapan air pada bata beton berlubang berumur 90
hari.
4. Setiap pengujian satu variasi dibuat 8 benda uji.
5. Semen Portland yang dipakai adalah Semen Tonasa Type I dengan berat semen
tiap kemasan 50 kg.
6. Tras yang dipakai adalah tras dari daerah Muria Kabupaten Kudus.
7. Pemeriksaan terhadap pasir meliputi pemeriksaan agregat, berat jenis pasir,
kandungan lumpur pasir dan kekekalan butir pasir.
8. Pemeriksaan terhadap tras meliputi pemeriksaan berat jenis tras, kadar
air tras dan berat satuan tras.
1.4
Tujuan Penelitian
Penelitian mengenai penambahan tras dalam pembuatan
bata beton berlubang dimaksudkan untuk:
1. Mengetahui sifat karakteristik bahan susun bata beton berlubang meliputi
: pengujian gradasi pasir, berat jenis pasir, berat satuan pasir, kandungan lumpur
pasir, kekekalan butir pasir, berat jenis tras, kadar air tras dan berat satuan
tras.
2. Mengetahui kuat tekan dan nilai serapan air pada bata beton berlubang dengan
penambahan tras pada variasi komposisi yang direncanakan.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat
memberikan konstribusi yang bermanfaaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan
masyarakat di antaranya adalah :
1. Dapat diketahui pengaruh dari penambahan tras dalam pembuatan bata beton
berlubang.
2. Secara akademis dapat memberikan wawasan pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi khususnya dalam pembuatan bata beton berlubang dengan bahan
berbeda yang memenuhi peryaratan teknis.
3. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk
membantu pemerintah mengatasi permasalahan ketidakmampuan masyarakat lapisan
ekonomi menengah ke bawah untuk memenuhi kebutuhan perumahan.
4. Selanjutnya bata beton berlubang dengan bahan susun semen, batu tras dan
pasir ini dapat dikembangkan pada dunia usaha bata beton dengan harga yang
bervariasi dan terjangkau oleh masyarakat.
Skripsi ini terdiri dari BAB I sampai dengan
BAB V Full
Tidak ada komentar:
Posting Komentar