BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Banyak
pelajaran tentang pengalaman hidup yang dapat menginspirasi lahirnya sebuah
karya sastra yang akhirnya dijadikan sebagai media untuk menyampaikan aspirasi,
gagasan, ide, atau nasihat (petuah). Pada akhirnya berguna apabila
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sastra merupakan media pembelajaran
yang banyak disukai orang untuk menyampaikan nilai atau “pesan moral” kepada orang
lain (Kurniawan 2012: 2).
Sastra
mempunyai fungsi sosial atau “manfaat” yang tidak sepenuhnya bersifat pribadi.
Jadi, permasalahan studi sastra menyiratkan atau merupakan masalah sosial:
masalah tradisi, konvensi, norma, jenis sastra (genre), mitos, simbol
(Wellek dan Austin 1989: 109). Menurut Watt (dalam Endraswara 2011:22) karya
sastra yang baik memberikan fungsi sebagai: (1) pleasing, yaitu
kenikmatan hiburan. Karya sastra dipandang sebagai pengatur irama hidup hingga
menyeimbangkan rasa. (2) instructing, artinya memberikan ajaran
tertentu, yang menggugah semangat hidup. Karya sastra diharapkan mencerminkan
aspek didaktif. Karya sastra telah menawarkan ajaran moral, kesadaran moral
yang menjadi unsur penting dalam karya sastra.
Pesan
moral dalam karya sastra adalah amanat yang ingin disampaikan kepada pembaca
mengenai baik buruk perilaku manusia yang hidup dalam masyarakat dengan tujuan
memberikan gambaran mengenai perilaku positif. Moral dalam karya sastra
biasanya mencerminkan pandangan hidup yang bersangkutan, pandangannya tentang
nilai-nilai kebenaran, dan hal itulah yang ingin disampaikan kepada pembaca
(Nurgiyantoro 1995: 323).
Moral
menjadi tolok ukur dalam hal menilai perilaku seseorang. Ketika seseorang
memiliki moral yang baik tentunya akan dapat memilah mana kelakuan yang pantas
mana yang tidak pantas, mana yang baik mana yang benar atau mana yang etis dan
tidak etis. Kemampuan seperti ini tentunya sangat penting ditumbuhkembangkan
dalam setiap personaliti manusia.
Perkembangan
zaman tentu juga turut membawa perubahan. Perubahan dari berbagai sisi dengan
segala efek positif-negatif, diantaranya pergeseran nilai-nilai moral dalam
masyarakat. Kecenderungan dalam membenarkan yang biasa sudah menjadi realitas
kehidupan sosial, padahal seharusnya konsep yang dianut adalah membiasakan yang
benar.
Sebagai
negara yang berbudaya yang sangat menjunjung tinggi moralitas, keadaan ini
tentunya menjadi masalah bersama. Berbagai upaya dilakukan dalam hal
memperkenalkan kembali moralitas ini pada individu, mulai dari didikan orang
tua, sekolah, hingga karya sastra juga turut memberikan sumbangsih melalui
novel-novel yang sarat akan pesan moral.
Keadaan
ini semakin memperkuat peneliti untuk mengangkat judul “Pesan Moral dan
Motivasi dalam Novel Sepatu Dahlan Karya Khrisna Pabichara: Tinjauan
Sosiologi Sastra”. Pesan moral dan motivasi merupakan dua hal yang berkaitan.
Keduanya berkaitan karena sama-sama memberikan efek positif dalam hal berbenah
diri. Itu sebabnya, ketika sebuah novel sarat akan pesan moral maka novel
tersebut juga memotivasi.
G.R
Terry (dalam Malayu 2005: 145) mengemukakan bahwa motivasi adalah keinginan
yang terdapat pada diri seseorang individu yang merangsangnya untuk melakukan
tindakan-tindakan. Motivasi itu tampak dalam dua segi yang berbeda, yaitu
dilihat dari segi aktif dan dinamis, motivasi tampak sebagai suatu usaha
positif dalam menggerakkan, mengerahkan, dan mengarahkan daya serta potensi
tenaga kerja, agar secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan
yang ditetapkan sebelumnya. Sedangkan dilihat dari segi pasif dan statis,
motivasi akan tampak sebagai kebutuhan sekaligus sebagai perangsang untuk dapat
menggerakkan, mengerahkan, dan mengarahkan potensi serta daya kerja manusia
tersebut ke arah yang diinginkan.
Wiyono
(dalam Endaswara 2011: 111) menyatakan bahwa sastra dapat menjadi alat
pendidikan agama dan selanjutnya juga menjadi alat pendidikan moral. Moral
adalah bagian hidup bermasyarakat. Pahlawan rakyat dan tokoh-tokoh sering
membawa pesan ajaran moral. Itu sebabnya peneliti akan menelaah sejauh mana isi
novel Sepatu Dahlan karya Khrisna Pabichara ini mengandung pesan moral
dan motivasi.
Sepatu
Dahlan bercerita tentang tokoh Dahlan yang meski di usia muda harus
menghadapi kerasnya hidup karena permasalahan ekonomi. Sepatu dan sepeda adalah
barang mewah yang begitu diinginkan Dahlan karena dengan dua benda itu akan
lebih mudah bagi Dahlan untuk menjemput ilmu di sekolah dan tidak perlu
berjalan kaki hingga belasan kilometer. Memperbaiki pendidikan adalah cara paling
tepat untuk terlepas dari belitan kemiskinan, itulah yang sekiranya ada di
benak Dahlan. Novel Sepatu Dahlan merupakan objek penelitian ini yang
dapat dikaji dari tinjauan sosiologi sastra.
Hakikat
sastra dan sosiologi adalah dua ilmu yang tidak terlepas dari peran manusia dan
kehidupannya. Keduanya memiliki kesamaan karena memiliki objek yang sama, yaitu
manusia dan masyarakat (Ratna 2003: 2). Akan tetapi berbeda dalam hal
penggarapannya, sosiologi lebih mengarah kepada faktual dan objektif sedangkan
sastra lebih dominan pada rekaan atau imajinasi dan cenderung bersifat
subjektif. Selengkapnya dalam buku Paradigma Sosiologi Sastra dituliskan
sebagai berikut:
Secara
institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,
sedangkan objek ilmu-ilmu kealaman adalah gejala-gejala alam. Masyarakat adalah
orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan. Perbedaannya,
apabila sosiolog melukiskan kehidupan manusia dan masyarakat melalui analisis
ilmiah dan objektif, sastrawan mengungkapkannya melalui emosi, secara subjektif
dan evaluatif. Sastra juga memanfaatkan pikiran, intelektualitas, tetapi tetap
didominasi oleh emosionalitas (Ratna 2003:4).
Objek
yang dikaji sosiologi dan sastra adalah sama, maka lahirlah sosiologi sastra
yang merupakan interdisiplin antara ilmu sosiologi dan sastra. Karya sastra
yang selalu bersinggungan dengan kehidupan sosial bercermin pada zaman dengan
segala aktivitas masyarakat yang imajiner di dalamnya merupakan representasi
dari kehidupan nyata yang digabung dengan proses kreatif pengarang, maka
sosiologi sastra membantu karya sastra untuk dinilai, dianalisis dan
diinterpretasikan dengan konsep dan teori sosiologis.
Alasan
lain yang menguatkan novel Sepatu Dahlan ini dipilih menjadi bahan
penelitian adalah tanggapan yang luar biasa dari pembaca sehingga novel ini
masuk dalam jajaran novel Best Seller, banyak komentar positif dari
orang-orang yang dari segi intelligent sudah tidak diragukan lagi, sebut
saja Andy F. Noya, host Kick Andy talk show yang selalu menghadirkan
bintang tamu berprestasi dan menginspirasi, “....membangkitkan semangat
setiap orang yang membaca...”. Komentar-komentar positif tersebut
menjadikan peneliti semakin tertarik untuk membahas sejauh mana novel ini
memberikan pesan moral dan motivasi.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini
adalah:
- Apa sajakah pesan moral yang disampaikan dalam novel Sepatu Dahlan?
- Bagaimanakah pesan moral disampaikan dalam novel Sepatu Dahlan?
- Apa sajakah motivasi yang terkandung dalam novel Sepatu Dahlan?
- Bagaimanakah motivasi disampaikan dalam novel Sepatu Dahlan?
1.3 Batasan
Masalah
Agar
penelitian ini terarah dan mencapai tujuan dengan baik maka diperlukan batasan
masalah. Peneliti membatasi masalah hanya pada pesan moral dan motivasi yang
mencakup pada: kejujuran, ketaatan dalam beribadah, ketaatan pada orang tua,
loyalitas dalam berteman, pepatah yang memotivasi, motivasi dari teman,
motivasi dari keluarga
1.4 Tujuan
Penelitian
- Menguraikan pesan moral yang terkandung dalam novel Sepatu Dahlan.
- Mendeskripsikan pesan moral yang terkandung dalam novel Sepatu Dahlan.
- Menguraikan motivasi yang terkandung dalam novel Sepatu Dahlan
- Mendeskripsikan motivasi yang terkandung dalam novel Sepatu Dahlan.
1.5 Manfaat
Penelitian
Manfaat
Teoretis
- Dapat memberikan kontribusi positif terhadap ilmu pengetahuan di bidang sastra, khususnya pada interdisiplin ilmu sosiologi sastra dalam hal menggali pesan moral serta motivasi yang terkandung dalam sebuah novel.
- Memperkaya khasanah sastra kepada pembaca mengenai studi sastra Indonesia tepatnya melalui pendekatan sosiologi sastra.
Manfaat
Praktis
- Menegaskan kepada pembaca bahwa karya sastra tidak luput dari pengajaran tentang segala aspek kehidupan, diantaranya mengenai pesan moral dan motivasi yang terkandung dalam novel Sepatu Dahlan.
- Membantu para pembaca untuk memahami isi dari novel Sepatu Dahlan khususnya dalam hal pesan moral dan motivasi yang tidak semua tertulis secara eksplisit, melainkan memerlukan pemahaman dalam menganalisis isi ceritanya.
Skripsi
ini terdiri dari BAB I sampai dengan BAB V Full. Untuk pengunjung blog saya
bisa ini yang ingin mendapatkan contoh skripsi ini sebagai bahan pembelajaran
maupun referensi dalam menyusun skripsi
anda dapat menghubungi pengelola blog ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar