BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Setelah
berhasil mempertahankan kemerdekaan,
persoalan nasionalisme di Indonesia tidak berhenti begitu saja. Demikian
juga dalam sastra Indonesia. Nasionalisme bergeser kembali dalam bentuk wacana,
karena pengaruh perubahan global, nasionalisme mengalami perubahan penafsiran.
Dunia global yang memaksa setiap
individu dalam Negara merekonstruksi kembali Nasionalisme (Tamba, 2008:1).
Sedangkan menurut Mangunwijaya (dalam Tamba, 2008:1) sebagai sastrawan
memunculkan persoalan-persoalan baru dalam Nasionalisme tersebut melalui kedua
novelnya, yaitu “Burung-Burung Manyar (1983)” dan Burung-Burung Rantau (1993) menawarkan pemikiran-pemikiran tentang
nasionalisme”. Namun sekarang ini ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat
saat pola fikirnya mulai merosot. Ikatan
ini terjadi saat manusia mulai hidup bersama dalam suatu wilayah
tertentu dan tidak beranjak dari situ (Tamba, 2008:1).
Menurut
Ricklefs, (2001:1) peran nasionalisme ini bukan sebagai satu paham yang harus
mempertahankan kedaulatan sebuah negara dengan cara
mewujudkan
suatu konsep, melainkan terciptanya masyarakat yang adil dan makmur. Kerukunan
antar umat beragama dan kepedulian masyarakat bangsa terhadap kemiskinan itu
adalah salah satu contoh peran nasionalisme yang harus kita rasakan ini. Tapi
disisi lain, masalah demi masalah yang timbul pada bangsa yang terus
menjadi-jadi, disebabkan karena kurangnya rasa nasionalisme.
Kurangnya
rasa nasionalisme ternyata membawa dampak atau pengaruh yang cukup besar
terhadap keutuhan bangsa. Seperti halnya penurunan moral pemuda sebagai
generasi penerus bangsa yang disebabkan oleh kurangnya apresiasi dan
penghayatan perjuangan para tokoh sehingga terlena dengan kemerdekaan serta
pengaruh dari hilangnya spirit kemerdekaan di dalam jiwa generasi muda adalah
pemerintah dalam menumbuhkan sikap Cinta Tanah Air lewat pendidikan fisik,
terutama melalui pendidikan sejarah. Hal ini terlihat dari
pendapat Kartinah (2010:1).
“Salah
satu contoh bahwa kata nasionalisme hanya sekedar ucapan belaka, dan tidak ada
penerapan sama sekali: (1). Para pemuda-pemudi tidak ada lagi gairah untuk
membangun negeri ini (2). Kehidupan individualis masyarakat yang sangat
terlihat sekali di perkotaan, sehingga selogan fraternite yang artinya persaudaraan sudah tidak terlihat dan yang
terakhir, di tambah denga Negeri kita sendiri yang tidak lagi menjadi tuan
untuk rumah sendiri, yang seperti halnya barang-barang hampir semuanya produk
luar negeri baik itu barang-barang kecil ataupun besar”.
Jadi
kurangnya rasa nasionalisme itu membawa dampak buruk yang cukup besar dan itu
mempengaruhi kesatuan dan kedaulatan bangsa, sehingga begitu pentingnya rasa
nasionalisme pada masyarakat agar terciptanya masyarakat adil dan makmur. Rasa
nasionalisme yang tinggi dan perjuangan terhadap bangsa Indonesia sangat
mempengaruhi tingkat kesejahteraan rakyat, selain itu tanpa adanya rasa
nasionalisme terhadap bangsa, maka nasib bangsa Indonesia akan terancam.
Raharja (2009:1) menyatakan:
“Kondisi
Nasionalisme suatu bangsa akan terpancar dari kualitas ketangguhan pada bangsa
tersebut dalam menghadapi berbagai ancaman. Dengan nasionalisme yang tinggi,
kekhawatiran akan terjadinya ancamanan terhadap keutuhan dan kesatuan bangsa
jiwa patriotisme tidak mungkin ada. Namun ada juga cara lain untuk
membangkitkan nasionalisme, yaitu: 1) Yang harus dilakukan adalah membentuk
karakter dan mental Nasionalisme kita untuk menolak segala permainan uang berserta
paradigmanya, yang merugikan rakyat. 2) Membentuk atau mewujudkan suatu
organisasi dan pergerakan yang berkarakter, tegas bahwa radikal dalam menolak
dan melawan segala bentuk permainan uang dan segala yang akan menciptakan disetigrasi di Negara kita, karena
perjuangan melawan segala bentuk imperialisme adalah sebuah perjuangan yang
global dan universal”.
Salah
satu jenis karya sastra yang diciptakan oleh seorang sastrawan adalah novel.
Jasin (1982:70) menyatakan: “Novel menceritakan tentang suatu kejadian yang
luar biasa dari kehidupan orang-orang terlahir konflik suatu pertikaian yang
mengalahkan nasib mereka”.
Novel
merupakan salah satu media bagi pengarang untuk mengungkapkan segala
permasalahan yang sedang terjadi, baik kejadian dialami oleh dirinya sebagai
pengarang maupun kejadian yang dialami oleh orang di luar diri pengarang.
Dalam
karya sastra fiksi, biasanya pengarang ingin menyampaikan suatu pesan atau
nilai yang terkandung di dalam suatu novel dengan tujuan untuk memberikan suatu
semangat yang digambarkan oleh si pengarang. Sehingga pembaca mampu mengetahui
makna yang terkandung didalamnya.
Salah
satu karya yang memiliki nasionalisme kenegaraan terdapat pada novel Garuda di Dadaku karya Salman Aristo.
Karya tersebut merupakan karya kedua dari Trilogi Garuda di Dadaku yang merupakan sebuah novel yang berceritakan
tentang persahabatan yang baik, imajinatif dan menarik yang memiliki unsur
nilai nasionalisme terhadap bangsa Indonesia. Karya sastra ini telah diangkat
dalam layar lebar yang merupakan suatu seni yang berkembang amat pesat di dunia
hiburan.
Dengan
melihat sifat nasionalisme kenegaraan yang digambarkan oleh pengarang pada
novel ini jelas terlihat pada judul yang diangkat oleh pengarang yaitu Garuda di Dadaku, dimana pengarang juga
melampirkan sesuatu lirik lagu yang bertema Nasionalis yang berjudul sama
dengan judul novel yang diangkat oleh pengarang yaitu Garuda di dadaku karya
group band Netral. Namun pada kenyataannya lirik “Garuda di Dadaku” digubah
oleh Ferry Indrasjarief, ketua The Jakmania yang saat itu, menjabat sebagai
asisten manajer Persija. Kemudian vokalis dan bassis Netral, Bagus Dhanar
Dhana, menambahkan beberapa lirik pada awal aransemen. Sementara notasi lagunya
sendiri disinyalir diadaptasi dari lagu “Apuse” yang nota bene adalah folk
song dari Papua. (Aristo, 2009:142)
“Reff:
Garuda di Dadaku
Garuda
kebanggaanku
Kuyakin
hari ini pasti menang …
Kobarkan
semangatmu
Tunjukkan
keinginanmu
Ku
yakin hari ini pasti menang …”
Melihat
sifat nasionalisme kenegaraan yang digambarkan pengarang pada novel Garuda di Dadaku, pengarang mampu
menggambarkan semangat dan cintanya terhadap Indonesia yang dituliskan dalam
sebuah karyanya oleh pengarang dalam novel Garuda
di Dadaku. Dengan bangkitnya semangat nasionalisme bangsa Indonesia saat
ini, menunjukkan bahwa bangsa Indonesia mampu menunjukkan kecintaannya terhadap
bangsa dan Negara Indonesia. Salah satunya dunia persepak-bolaan Indonesia yang
tengah bangkit dan maju di dunia Internasional.
Dengan
melihat sifat nasionalisme inilah yang mendorong peneliti untuk
menganalisisnya. Karena novel ini mampu memberi semangat dalam meraih mimpi,
serta memiliki suatu cerita yang inspiratif dan menarik untuk dibaca oleh
penikmat karya sastra. Novel ini bertemakan kecintaan terhadap dunia
persepak-bolaan Indonesia yang sudah jarang ditemukan di dunia kesastraan,
sehingga peneliti memilih novel ini untuk dipilih sebagai objek penelitian dan
sepengetahuan penulis novel ini belum pernah diteliti.
1.2
Ruang
Lingkup
Ruang
lingkup dalam penelitian ini adalah nasionalisme kewarganegaraan, etnis,
budaya, dan kenegaraan. Namun dalam hal ini, peneliti hanya membatasinya pada
nilai-nilai nasionalisme kenegaraan si penulis, yang tergambar pada tokoh
cerita yang terdapat pada novel Garuda di
Dadaku karya Salman Aristo.
1.3
Rumusan
Masalah
Bagaimana
nilai-nilai nasionalisme kenegaraan yang tedapat pada novel Garuda
di Dadaku karya Salman Aristo?
1.4
Tujuan
Penelitian
Tujuan
penelitian ini untuk mendeskripsikan nilai-nilai
Nasionalisme kenegaraan yang terdapat dalam novel Garuda di Dadaku karya Salam Aristo.
1.5
Manfaat
Penelitian
Hasil
penelitian ini dapat bermanfaat untuk:
- Memberikan informasi dan wawasan tentang nasionalisme kenegaraan, khususnya untuk mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
- Agar mahasiswa dapat mencontoh dan meneladani nilai-nilai yang dianggap baik dalam novel Garuda di Dadaku karya Salam Aristo.
- Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi penelitian yang sejenis terutama yang berhubungan dengan nilai-nilai nasionalisme.
- Bagi peneliti sendiri, penelitian ini sangat bermanfaat sekali terutama dalam meningkatkan semangat nasionalisme terhadap bangsa.
Skripsi ini terdiri
dari BAB I sampai dengan BAB V Full. Untuk pengunjung blog saya bisa ini yang
ingin mendapatkan contoh skripsi ini sebagai bahan pembelajaran maupun
referensi dalam menyusun skripsi anda
dapat menghubungi pengelola blog ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar