Translate

Kamis, 25 September 2014

Analisis Nilai-Nilai Nasionalisme Pada Novel Garuda Di Dadaku Karya Salman Arito

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Setelah berhasil mempertahankan kemerdekaan,  persoalan nasionalisme di Indonesia tidak berhenti begitu saja. Demikian juga dalam sastra Indonesia. Nasionalisme bergeser kembali dalam bentuk wacana, karena pengaruh perubahan global, nasionalisme mengalami perubahan penafsiran. Dunia global  yang memaksa setiap individu dalam Negara merekonstruksi kembali Nasionalisme (Tamba, 2008:1). Sedangkan menurut Mangunwijaya (dalam Tamba, 2008:1) sebagai sastrawan memunculkan persoalan-persoalan baru dalam Nasionalisme tersebut melalui kedua novelnya, yaitu “Burung-Burung Manyar (1983) dan Burung-Burung Rantau (1993) menawarkan pemikiran-pemikiran tentang nasionalisme”. Namun sekarang ini ikatan nasionalisme tumbuh di tengah  masyarakat  saat pola fikirnya mulai merosot. Ikatan  ini terjadi saat manusia mulai hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu dan tidak beranjak dari situ (Tamba, 2008:1).
Menurut Ricklefs, (2001:1) peran nasionalisme ini bukan sebagai satu paham yang harus mempertahankan kedaulatan sebuah negara dengan cara
mewujudkan suatu konsep, melainkan terciptanya masyarakat yang adil dan makmur. Kerukunan antar umat beragama dan kepedulian masyarakat bangsa terhadap kemiskinan itu adalah salah satu contoh peran nasionalisme yang harus kita rasakan ini. Tapi disisi lain, masalah demi masalah yang timbul pada bangsa yang terus menjadi-jadi, disebabkan karena kurangnya rasa nasionalisme.
Kurangnya rasa nasionalisme ternyata membawa dampak atau pengaruh yang cukup besar terhadap keutuhan bangsa. Seperti halnya penurunan moral pemuda sebagai generasi penerus bangsa yang disebabkan oleh kurangnya apresiasi dan penghayatan perjuangan para tokoh sehingga terlena dengan kemerdekaan serta pengaruh dari hilangnya spirit kemerdekaan di dalam jiwa generasi muda adalah pemerintah dalam menumbuhkan sikap Cinta Tanah Air lewat pendidikan fisik, terutama  melalui  pendidikan sejarah. Hal ini terlihat dari pendapat Kartinah (2010:1).
“Salah satu contoh bahwa kata nasionalisme hanya sekedar ucapan belaka, dan tidak ada penerapan sama sekali: (1). Para pemuda-pemudi tidak ada lagi gairah untuk membangun negeri ini (2). Kehidupan individualis masyarakat yang sangat terlihat sekali di perkotaan, sehingga selogan fraternite yang artinya persaudaraan sudah tidak terlihat dan yang terakhir, di tambah denga Negeri kita sendiri yang tidak lagi menjadi tuan untuk rumah sendiri, yang seperti halnya barang-barang hampir semuanya produk luar negeri baik itu barang-barang kecil ataupun besar”.
Jadi kurangnya rasa nasionalisme itu membawa dampak buruk yang cukup besar dan itu mempengaruhi kesatuan dan kedaulatan bangsa, sehingga begitu pentingnya rasa nasionalisme pada masyarakat agar terciptanya masyarakat adil dan makmur. Rasa nasionalisme yang tinggi dan perjuangan terhadap bangsa Indonesia sangat mempengaruhi tingkat kesejahteraan rakyat, selain itu tanpa adanya rasa nasionalisme terhadap bangsa, maka nasib bangsa Indonesia akan terancam. Raharja (2009:1) menyatakan:
“Kondisi Nasionalisme suatu bangsa akan terpancar dari kualitas ketangguhan pada bangsa tersebut dalam menghadapi berbagai ancaman. Dengan nasionalisme yang tinggi, kekhawatiran akan terjadinya ancamanan terhadap keutuhan dan kesatuan bangsa jiwa patriotisme tidak mungkin ada. Namun ada juga cara lain untuk membangkitkan nasionalisme, yaitu: 1) Yang harus dilakukan adalah membentuk karakter dan mental Nasionalisme kita untuk menolak segala permainan uang berserta paradigmanya, yang merugikan rakyat. 2) Membentuk atau mewujudkan suatu organisasi dan pergerakan yang berkarakter, tegas bahwa radikal dalam menolak dan melawan segala bentuk permainan uang dan segala yang akan menciptakan disetigrasi di Negara kita, karena perjuangan melawan segala bentuk imperialisme adalah sebuah perjuangan yang global dan universal”.
Salah satu jenis karya sastra yang diciptakan oleh seorang sastrawan adalah novel. Jasin (1982:70) menyatakan: “Novel menceritakan tentang suatu kejadian yang luar biasa dari kehidupan orang-orang terlahir konflik suatu pertikaian yang mengalahkan nasib mereka”.
Novel merupakan salah satu media bagi pengarang untuk mengungkapkan segala permasalahan yang sedang terjadi, baik kejadian dialami oleh dirinya sebagai pengarang maupun kejadian yang dialami oleh orang di luar diri pengarang.
Dalam karya sastra fiksi, biasanya pengarang ingin menyampaikan suatu pesan atau nilai yang terkandung di dalam suatu novel dengan tujuan untuk memberikan suatu semangat yang digambarkan oleh si pengarang. Sehingga pembaca mampu mengetahui makna yang terkandung didalamnya.
Salah satu karya yang memiliki nasionalisme kenegaraan terdapat pada novel Garuda di Dadaku karya Salman Aristo. Karya tersebut merupakan karya kedua dari Trilogi Garuda di Dadaku yang merupakan sebuah novel yang berceritakan tentang persahabatan yang baik, imajinatif dan menarik yang memiliki unsur nilai nasionalisme terhadap bangsa Indonesia. Karya sastra ini telah diangkat dalam layar lebar yang merupakan suatu seni yang berkembang amat pesat di dunia hiburan.
Dengan melihat sifat nasionalisme kenegaraan yang digambarkan oleh pengarang pada novel ini jelas terlihat pada judul yang diangkat oleh pengarang yaitu Garuda di Dadaku, dimana pengarang juga melampirkan sesuatu lirik lagu yang bertema Nasionalis yang berjudul sama dengan judul novel yang diangkat oleh pengarang yaitu Garuda di dadaku karya group band Netral. Namun pada kenyataannya lirik “Garuda di Dadaku” digubah oleh Ferry Indrasjarief, ketua The Jakmania yang saat itu, menjabat sebagai asisten manajer Persija. Kemudian vokalis dan bassis Netral, Bagus Dhanar Dhana, menambahkan beberapa lirik pada awal aransemen. Sementara notasi lagunya sendiri disinyalir diadaptasi dari lagu “Apuse” yang nota bene adalah folk song dari Papua.  (Aristo, 2009:142)
“Reff: Garuda di Dadaku
Garuda kebanggaanku
Kuyakin hari ini pasti menang …
Kobarkan semangatmu
Tunjukkan keinginanmu
Ku yakin hari ini pasti menang …”
Melihat sifat nasionalisme kenegaraan yang digambarkan pengarang pada novel Garuda di Dadaku, pengarang mampu menggambarkan semangat dan cintanya terhadap Indonesia yang dituliskan dalam sebuah karyanya oleh pengarang dalam novel Garuda di Dadaku. Dengan bangkitnya semangat nasionalisme bangsa Indonesia saat ini, menunjukkan bahwa bangsa Indonesia mampu menunjukkan kecintaannya terhadap bangsa dan Negara Indonesia. Salah satunya dunia persepak-bolaan Indonesia yang tengah bangkit dan maju di dunia Internasional.
Dengan melihat sifat nasionalisme inilah yang mendorong peneliti untuk menganalisisnya. Karena novel ini mampu memberi semangat dalam meraih mimpi, serta memiliki suatu cerita yang inspiratif dan menarik untuk dibaca oleh penikmat karya sastra. Novel ini bertemakan kecintaan terhadap dunia persepak-bolaan Indonesia yang sudah jarang ditemukan di dunia kesastraan, sehingga peneliti memilih novel ini untuk dipilih sebagai objek penelitian dan sepengetahuan penulis novel ini belum pernah diteliti.
1.2  Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah nasionalisme kewarganegaraan, etnis, budaya, dan kenegaraan. Namun dalam hal ini, peneliti hanya membatasinya pada nilai-nilai nasionalisme kenegaraan si penulis, yang tergambar pada tokoh cerita yang terdapat pada novel Garuda di Dadaku karya Salman Aristo.
1.3  Rumusan Masalah
Bagaimana nilai-nilai nasionalisme kenegaraan yang tedapat pada novel  Garuda di Dadaku karya Salman Aristo?
1.4  Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian  ini  untuk mendeskripsikan nilai-nilai Nasionalisme kenegaraan yang terdapat dalam novel Garuda di Dadaku karya Salam Aristo.
1.5  Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk:
  1. Memberikan informasi dan wawasan tentang nasionalisme kenegaraan,  khususnya untuk mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
  2. Agar mahasiswa dapat mencontoh dan meneladani nilai-nilai yang dianggap baik dalam novel Garuda di Dadaku karya Salam Aristo.
  3. Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi penelitian yang sejenis terutama yang berhubungan dengan nilai-nilai nasionalisme.
  4. Bagi peneliti sendiri, penelitian ini sangat bermanfaat sekali terutama dalam meningkatkan semangat nasionalisme terhadap bangsa.


Skripsi ini terdiri dari BAB I sampai dengan BAB V Full. Untuk pengunjung blog saya bisa ini yang ingin mendapatkan contoh skripsi ini sebagai bahan pembelajaran maupun referensi dalam  menyusun skripsi anda dapat menghubungi pengelola blog ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar