Translate

Kamis, 25 September 2014

Konjungsi Dalam Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Karya sastra merupakan seni yang mengungkapkan  berbagai kehidupan manusia dalam bentuk tulisan, yang memuat berbagai peristiwa, penderitaan, perjuangan, kasih sayang, nafsu, kebencian, dan segala yang dialami dalam kehidupan sehari-hari.   Berbagai peristiwa yang dialami oleh manusia sebagai pelajaran bagi kita semua  agar dapat berpikir menjadi lebih dewasa dan luas bahwa  manusia itu memiliki kekurangan dan kelebihan serta lebih bijaksana dalam segala perbuatan.
Karya sastra diciptakan oleh pengarang atau sastrawan untuk dinikmati, dipahami dan dimanfaatkan oleh masyarakat.  Sastrawan  sebagai pencipta karya sastra jelas mengharapkan karya-karyanya dapat dinikmati oleh pembaca. Sastrawan tidak hanya bermaksud agar pembaca mengetahui apa yang ia sampaikan lewat karyanya, tetapi pengarang juga ingin mengajak pembaca ikut merasakan apa yang dirasakan oleh pengarang. Atmazaki (1990-24) mengatakan bahwa karya sastra diciptakan untuk dibaca  dan dinikmati.  Sastra tidaklah sekedar permainan bahasa yang dikomunikasikan pengarang melalui tulisannya, tetapi mengandung makna lebih. Sastra mengandung nilai-nilai yang memperkaya rohani dan meningkatkan mutu kehidupan. Jadi, pengarang bukan sekedar memindahkan apa yang disaksikan dalam kehidupan ini dalam karyanya, melainkan memberikan isi dan menafsirkan apa yang menjadi keyakinan batinnya. Salah satu hasil cipta sastrawan adalah novel. Sebagai bentuk karya sastra, novel merupakan hasil kreatif dan imajinatif pengarang yang berisi tentang kehidupan baik fisik maupun fisikis, jasmani maupun rohani manusia.
Berbagai peristiwa itu disajikan oleh pengarang ke dalam sebuah novel. novel merupakan cerita yang berbentuk prosa yang menceritakan kehidupan manusia seperti halnya cerpen dan roman, hanya novel lebih kompleks dari cerpen dan lebih singkat dari pada roman.   Kosasih (2009:92) mengatakan bahwa novel merupakan cetusan pemikiran dan imajinasi  pengarangnya. novel  tidak bisa lepas dari pengaruh adat dan kebiasaan masyarakat ketika novel itu diciptakan. Budaya suatu masyarakat akan tergambar di dalamnya.
Novel ditulis dalam bentuk wacana dengan menggunakan bahasa, baik bahasa daerah maupun bahasa Indonesia. Wacana itu sendiri dapat terbentuk dengan adanya unsur-unsur pendukungnya. Unsur-unsur pendukung sebuah wacana antara lain kata, frase, klausa, kalimat, dan paragraf.  Semua ini merupakan wadah untuk menuangkan ide pengarang.
Untuk menghubungkan kata dengan kata, frase dengan frase kalimat pertama dengan kalimat kedua diperlukan kata sambung atau disebut dengan konjungsi. Sekawan (2007:137) mengatakan bahwa konjungsi ialah kata yang digunakan untuk menghubungkan kata dengan kata,  kalimat dengan kalimat, frase dengan frase,  dan paragraf dengan paragraf. Kalimat yang terdapat dalam wacana tidak hanya digabungkan begitu saja tanpa mempertimbangkan antar hubungannya tetapi wacana yang disajikan sebagai wadah penyampaian pikiran atau ide dibentuk oleh kalimat-kalimat yang saling berhubungan dan disusun secara terpadu, sehingga menghasilkan tuturan yang jelas. Untuk menghasilkan wacana yang saling berhubungan dan padu maka diperlukan konjungsi.
Ramlan (1985: 61) mengatakan bahwa konjungsi berguna untuk menghubungkan satuan-satuan gramatikal, sehingga menghasilkan satuan gramatikal yang lebih besar. Satuan gramatikal tersebut mungkin berupa kalimat, klausa, frase, dan mungkin juga berupa kata. Bahasa dalam novel Laskar Pelangi di dalamnya juga terdapat konjungsi. Konjungsi ini berfungsi untuk menghubungkan satuan-satuan gramatik sehingga pada akhirnya terbentuk sebuah novel. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada penggalan novel di bawah ini.
“Bapak K.A. Harfan Efendy Noor, sang kepala sekolah dan seorang wanita muda berjilbab, Ibu N.A. Muslimah Hafsari.atau Bu Mus. Seperti ayahku, mereka berdua  tersenyum.    Namun, senyum Ibu Mus adalah senyum getir yang dipaksakan karena tampak jelas beliau sedang cemas” (LP : 2).
Konjungsi dan merupakan konjungsi koordinatif yang menghubung-kan kata benda dengan kata benda, yaitu kata kepala sekolah dan seorang wanita muda berjilbab; sedangkan  atau digunakan untuk menunjukkan pilihan nama panggilan seperti digunakan untuk membuat perbandingan, yaitu:  Ibu Muslimah Hafsari atau bu Mus. namun merupakan konjungsi koordinatif yang menunjukkan arti berlawanan, digunakan untuk menunjukkan suatu yang berlawanan dengan kalimat sebelumnya dengan kalimat sesudahnya, yaitu: kalimat pertama mereka berdua tersenyum, dan kalimat kedua, senyum getir yang dipaksakan. Namun disini juga bermakna tetapi.  Sedangkan konjungsi   yang  membantu mempertegas kalimat selanjutnya, karena tampak  membantu dalam mempertegas isi kalimat selanjutnya.
Berdasarkan contoh data di atas peneliti ingin meneliti konjungsi dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata yang lebih dalam. Yang meliputi bentuk, fungsi, dan maknanya. Karena sepengetahuan penulis, konjungsi dalam novel Laskar Pelangi belum ada yang meneliti.
1.2  Batasan Masalah
Untuk  menghindari meluasnya  permasalahan  yang  akan  diteliti, maka  dalam  penelitian ini, peneliti  hanya  membatasi  pada 3 masalah, yaitu: 1). Bentuk  konjungsi  koordinatif, yang  terdiri  dari: dan,  atau, tetapi. 2). Fungsi  konjungsi, yang  terdiri  dari: konjungsi  berfungsi   menandai  hubungan  penambahan, konjungsi  berfungsi  menandai   hubungan  pilihan, dan  konjungsi  berfungsi  menandai  hubungan   perlawanan. 3). Makna  konjungsi, yang  terdiri  dari: makna  penambahan atau  penggabungan, makna  pemilihan, dan  makna  perlawanan, Pada  novel  Laskar  Pelangi  karya  Andrea Hirata  yang  terdiri  dari  3  bab, yaitu: 1). bab awal, yang  terdiri  dari: bab  1. Sepuluh  Murid  Baru, 2). Bab  tengah, yang  terdiri  dari: bab  17. Ada  Cinta  di  Toko  Kelontong Bobrok  Itu, 3). Bab  akhir, yang  terdiri  dari: bab  34. Gotik.
1.3  Rumusan Masalah
Masalah yang akan dikaji  dalam penelitian ini adalah:
  1. Bagaimanakah bentuk konjungsi dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata?
  2. Apa fungsi konjungsi dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata?
  3. Apa makna konjungsi dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata?

1.4  Tujuan Penelitian
      Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut ini.
  1. Untuk mendeskripsikan bentuk konjungsi dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata.
  2. Untuk mendeskripsikan fungsi konjungsi dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata.
  3. Untuk mendeskripsikan makna konjungsi dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata.

1.5  Manfaat Penelitian
  1. Bagi guru, Membantu guru bahasa Indonesia dan bagi para pemakai bahasa Indonesia untuk memahami dan mendalami tentang teori-teori konjungsi, baik itu dari segi bentuk, fungsi, dan maknanya.
  2. Bagi mahasiswa, Sebagai bahan rujukan bagi mahasiswa dalam mengkaji dan memahami teori-teori konjungsi.


Skripsi ini terdiri dari BAB I sampai dengan BAB V Full. Untuk pengunjung blog saya bisa ini yang ingin mendapatkan contoh skripsi ini sebagai bahan pembelajaran maupun referensi dalam  menyusun skripsi anda dapat menghubungi pengelola blog ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar