BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Karya sastra merupakan hasil karya seni kreatif manusia yang objeknya
adalah dirinya, orang-orang di sekitarnya dan kehidupannya, dengan menggunakan
bahasa sebagai mediumnya (Semi, 1988 : 8). Berdasarkan pendapat tersebut dapat
dikatakan bahwa karya sastra dan masyarakaat tidak bisa dilepaskan, karena
permasalahan yang terungkap dalam karya sastra adalah manusia dan aktivitasnya.
Hal ini sejalan dengan ungkapan bahwa sastra adalah ungkapan perasaan
masyarakat.
Karya sastra diciptakan oleh pengarang atau sastrawan untuk
dinikmati, dipahami dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Sastrawan sebagai
pencipta karya sastra jelas mengharapkan karya-karyanya dapat dinikmati oleh
pembaca sastra, tidak hanya bermaksud pembaca mengetahui apa yang ia sampaikan
lewat karyanya, tetapi pengarang juga ingin mengajak pembaca ikut merasakan apa
yang dirasakan oleh pengarang.
Sejalan
yang dikemukakan oleh Fananie (2000 : 6), bahwa karya sastra yang merupakan
hasil kreasi berdasarkan luapan emosi yang spontan yang mampu mengungkapkan
aspek estetik baik yang berdasarkan aspek kebahasaan maupun aspek makna.
Refleksi perwujudan nilai estetik dalam suatu karya sastra jelas lebih jauh
dari hanya sekedar keserasian, keutuhan, dan kegemilangan. Estetika harus mampu
memberikan rasa puas dan senang, karena estetika tidak mungkin
lepas dari rasa dan emosi.
Karya sastra yang berisi
pemikiran, ide-ide, kisahan dan amanat penutur dapat berkomunikasi dengan
peminat sastra, apabila mereka mampu mengapresiasikannya. Untuk dapat
mengapresiasi karya sastra dengan baik pada diri peminat, tentulah harus ada
keingintahuan yang tinggi terhadap karya sastra. Hal itu dapat dipupuk misalnya
dengan menumbuhkan dan mengembangkan minat untuk mengenal dan menghayati secara
intensif karya sastra itu. Upaya mengapresiasi (mengenal dan menghayati) karya
sastra dapat ditempuh misalnya dengan menumbuhkan dan mengembangkan minat baca
ataupun mendengarkan pembacaan karya sastra, peminat
harus memiliki pengetahuan dan wawasan yang cukup luas.
Salah satu bagian dari karya sastra adalah karya
fiksi. Fiksi berasal dari kata “fiction” yang dalam kamus Hornby berarti
rekaan, khayalan, cabang sastra yang meliputi cerpen, novel, dan roman.
Sedangkan di Indonesia fiksi disebut dengan ”cerkan” (cerita rekaan). Ahmad
(dalam Zulfahnur, 1996:24) mengemukakan bahwa cerkan adalah sebuah tulisan
naratif yang timbul dari imajinasi pengarang yang tidak mementingkan segi fakta
sejarah. Sejalan dengan pendapat diatas, Simposium (dalam Semi, 1988:31)
mengatakan bahwa cerita rekaan yaitu cerita dalam prosa, hasil olahan pengarang
berdasarkan pandangan, tafsiran, dan penilaianya tentang peristiwa-peristiwa
yang pernah terjadi, ataupun pengolahan tentang peristiwa-peristiwa yang hanya
berlangsung dalam khayalannya.
Novel merupakan hasil karya sastra yang membutuhkan
tokoh cerita, alur, dan latar serta memerlukan gaya bahasa. Pemakaian gaya
bahasa pada karangan yang bersifat sastra sangat penting, karena adanya suasana
yang hidup, berjiwa estetis. Bahasa merupakan sarana yang terpenting dalam
karya sastra, di dalam sebuah cerita seorang pengarang tentu berharap agar buah
karyanya dapat dipahami dan dinikmati oleh pembacanya. Olah karena itu, tidak
ada seorang pengarang pun yang tidak ingin menunjukan identitas karya-karya
yang dihasilkanya, Setiap pengarang ingin dirinya dikenali karena karyanya.
Di
dalam imajinasinya, pengarang berupaya memilih kata-kata yang bagus dan baik
untuk ditata didalam rangkaian kalimat yang sederhana. Ia memadukan kata-kata
sehingga terdapat bahasa yang indah yang dapat menarik minat pembaca. Dengan
kata lain, berhasil tidaknya bahasa pengarang justru tergantung dari
kecakapannya mempergunakan gaya bahasa yang serasi dalam karya ciptaannya.
Dari uraian di atas dapat
dinyatakan bahwa gaya bahasa merupakan pembawaan pribadi, melalui gaya bahasa pengarang hendak memberikan bentuk terhadap
apa yang dipaparkannya. Jadi secara tidak langsung gaya bahasa menggambarkan
sikap dan karakteristik seorang pengarang dalam setiap karya yang diciptakannya
Salah satu karya sastra
atau karya fiksi yang dapat dianalisis adalah novel. Novel merupakan wujud pengarang untuk mengungkapkan
segala permasalahan yang terjadi, baik kejadian yang dialami dirinya sebagai
pengarang maupun kejadian yang dialami orang lain diluar pengarang.
Dalam
penelitian ini penulis mengambil novel Ranah 3 Warna karya Ahmad
Fuadi, terbitan PT
Gramedia Pustaka Utama sebagai bahan
untuk dianalisis. Novel ini merupakan salah satu karya fiksi yang mendapatkan
perhatian dari kalangan pengamat sastra. Melalui novel Ranah 3 Warna
yang berkualitas ini, semakin mengukuhkan peran Ahmad Fuadi dalam penulisan fiksi Indonesia. Kepiawaian Ahmad Fuadi dalam mengarang tampak dalam struktur cerita-ceritanya, gaya bahasa dan ide-idenya yang mengalir
secara santai di hadapan mata batin kita.
Penelitian kali ini, penulis mencoba mengkaji gaya bahasa kiasan dalam
novel Ranah
3 Warna karya Ahmad Fuadi. Dilihat dari judul, novel ini sudah menunjukan daya
tarik tersendiri. Dikatakan demikian, karena pada umumnya judul sebuah karya
sastra tidak berupa pertanyaan, melainkan sebuah pernyataan. Akan tetapi, Ahmad
Fuadi dengan kreatifitas yang dimilikinya, berusaha menghadirkan sebuah karya
yang memberikan nilai tersendiri kepada pembaca. Kandungan pertanyaan pada
judul, cukup menarik perhatian pembaca, sehingga dapat menimbulkan rasa ingin
tahu pada setiap pembaca. Dengan demikian, judul novel merupakan salah satu
daya tarik penulis meneliti novel ini.
Sebagai seorang pengarang, Ahmad
Fuadi ingin menyampaikan kepada
pembaca bahwa yang ditulisnya berkaitan dengan kejadian dalam kehidupan
sehari-hari, baik kejadian dalam keluarga, pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, kabar biasa
atau kabar mengejutkan yang dapat disuguhkannya menjadi sebuah cerita fiksi, dengan penggunaan
gaya bahasa yang dimengerti sekaligus diberi keindahan dan pemikiran seperti
dalam novelnya yang berjudul Ranah
3 Warna. Selain itu, Ahmad Fuadi juga
mendapatkan penghargaan nominasi khatulistiwa
literary award 2010, serta Penulis dan Fiksi terfaforit, Anugerah Pembaca
Indonesia 2010, dan National Best Seller.
Novel Ranah 3 Warna karya Ahmad Fuadi ini menyajikan cerita dengan
gaya bahasa yang indah. Berdasarkan pembacaan awal, gaya bahasa yang banyak
digunakan pengarang adalah gaya
bahasa kiasan. Adapun contoh gaya bahasa kiasan yang terdapat dalam
novel Ranah
3 Warna karya Ahmad Fuadi ini adalah sebagai berikut:
Amak yang duduk ditengah seperti induk ayam
yang meneduhi anak-anaknya yang kuyu kehujanan. Safya si bungsu yang sangat
lengket dengan ayah terus memegang lengan ayah, air matanya melimbak-limbah
membentuk sungai kecil yang seakan-akan tidak mau putus dan tidak ingin kering.
. (R3W:95).
Ini merupakan ungkapan rasa kesedihan yang
sangat dalam yang dirasakan oleh Alif atas meningalnya ayahnya.
Setiap tetes
dingin hujan terasa menghujam kulitku. Aku berlari menyeret kakiku melintas
jalan setapak yang dikelilingi belukar menuju jalan besar. (R3W:120)
Ini merupakan ungkapan keteguhan hati Alif
dalam mengarungi perjalanan hidup yang
dijalaninya.
Berdasarkan hal di atas, penulis perlu
mengungkapkan hal yang berkenaan dengan gaya bahasa kiasan tersebut. Melalui
kajian gaya bahasa ini diharapkan dapat
diungkapkan secara persis bentuk gaya
bahasa kiasan yang digunakan pengarang.
1.2 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup
dalam penelitian ini adalah jenis gaya bahasa kiasan yang
digunakan dalam novel Ranah 3
Warna karya Ahmad Fuadi. Sekaligus untuk mengetahui fungsi gaya bahasa kiasan dalam
novel Ranah 3 Warna
karya Ahmad Fuadi. Novel ini diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama
yang merupakan buku kedua dari trilogi Negeri 5 Menara tahun 2011 sebanyak 473
halaman.
1.3
Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian
ini adalah
- Gaya bahasa kiasan apa saja yang terdapat dalam novel Ranah 3 Warna karya Ahmad Fuadi?
- Bagaimanakah fungsi gaya bahasa kiasan dalam novel Ranah 3 Warna karya Ahmad Fuadi?
1.4
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
- Menganalisis gaya bahasa kiasan yang terdapat dalam novel Ranah 3 Warna karya Ahmad Fuadi
- Menjelaskan fungsi gaya bahasa kiasan dalam novel Ranah 3 Warna karya Ahmad Fuadi
1.5
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan
dari penelitian ini adalah :
- Membantu guru bahasa dan sastra Indonesia dalam kegiatan pengajaran sastra dengan menjadikan hasil penelitian ini sebagai salah satu sumber pengetahuan dan materi mengajar sastra
- Menambah wawasan pembaca mengenai aspek gaya bahasa kiasan dalam novel Ranah 3 Warna karya Ahmad Fuadi
Skripsi ini terdiri dari BAB I sampai dengan BAB V Full.
Untuk pengunjung blog saya bisa ini yang ingin mendapatkan contoh skripsi ini
sebagai bahan pembelajaran maupun referensi dalam menyusun skripsi anda dapat menghubungi
pengelola blog ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar