Translate

Kamis, 25 September 2014

Analisis Gaya Bahasa Kiasan Pada Novel Ranah 3 Warna Karya Ahmad Fuadi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
            Karya sastra merupakan hasil karya seni kreatif manusia yang objeknya adalah dirinya, orang-orang di sekitarnya dan kehidupannya, dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Semi, 1988 : 8). Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa karya sastra dan masyarakaat tidak bisa dilepaskan, karena permasalahan yang terungkap dalam karya sastra adalah manusia dan aktivitasnya. Hal ini sejalan dengan ungkapan bahwa sastra adalah ungkapan perasaan masyarakat.
            Karya sastra diciptakan oleh pengarang atau sastrawan untuk dinikmati, dipahami dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Sastrawan sebagai pencipta karya sastra jelas mengharapkan karya-karyanya dapat dinikmati oleh pembaca sastra, tidak hanya bermaksud pembaca mengetahui apa yang ia sampaikan lewat karyanya, tetapi pengarang juga ingin mengajak pembaca ikut merasakan apa yang dirasakan oleh pengarang.
            Sejalan yang dikemukakan oleh Fananie (2000 : 6), bahwa karya sastra yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan emosi yang spontan yang mampu mengungkapkan aspek estetik baik yang berdasarkan aspek kebahasaan maupun aspek makna. Refleksi perwujudan nilai estetik dalam suatu karya sastra jelas lebih jauh dari hanya sekedar keserasian, keutuhan, dan kegemilangan. Estetika harus mampu memberikan rasa puas dan senang, karena estetika tidak mungkin lepas dari rasa dan emosi.
Karya sastra yang berisi pemikiran, ide-ide, kisahan dan amanat penutur dapat berkomunikasi dengan peminat sastra, apabila mereka mampu mengapresiasikannya. Untuk dapat mengapresiasi karya sastra dengan baik pada diri peminat, tentulah harus ada keingintahuan yang tinggi terhadap karya sastra. Hal itu dapat dipupuk misalnya dengan menumbuhkan dan mengembangkan minat untuk mengenal dan menghayati secara intensif karya sastra itu. Upaya mengapresiasi (mengenal dan menghayati) karya sastra dapat ditempuh misalnya dengan menumbuhkan dan mengembangkan minat baca ataupun mendengarkan pembacaan karya sastra, peminat harus memiliki pengetahuan dan wawasan yang cukup luas.
Salah satu bagian dari karya sastra adalah karya fiksi. Fiksi berasal dari kata “fiction” yang dalam kamus Hornby berarti rekaan, khayalan, cabang sastra yang meliputi cerpen, novel, dan roman. Sedangkan di Indonesia fiksi disebut dengan ”cerkan” (cerita rekaan). Ahmad (dalam Zulfahnur, 1996:24) mengemukakan bahwa cerkan adalah sebuah tulisan naratif yang timbul dari imajinasi pengarang yang tidak mementingkan segi fakta sejarah. Sejalan dengan pendapat diatas, Simposium (dalam Semi, 1988:31) mengatakan bahwa cerita rekaan yaitu cerita dalam prosa, hasil olahan pengarang berdasarkan pandangan, tafsiran, dan penilaianya tentang peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi, ataupun pengolahan tentang peristiwa-peristiwa yang hanya berlangsung dalam khayalannya. 
Novel merupakan hasil karya sastra yang membutuhkan tokoh cerita, alur, dan latar serta memerlukan gaya bahasa. Pemakaian gaya bahasa pada karangan yang bersifat sastra sangat penting, karena adanya suasana yang hidup, berjiwa estetis. Bahasa merupakan sarana yang terpenting dalam karya sastra, di dalam sebuah cerita seorang pengarang tentu berharap agar buah karyanya dapat dipahami dan dinikmati oleh pembacanya. Olah karena itu, tidak ada seorang pengarang pun yang tidak ingin menunjukan identitas karya-karya yang dihasilkanya, Setiap pengarang ingin dirinya dikenali karena karyanya.
           Di dalam imajinasinya, pengarang berupaya memilih kata-kata yang bagus dan baik untuk ditata didalam rangkaian kalimat yang sederhana. Ia memadukan kata-kata sehingga terdapat bahasa yang indah yang dapat menarik minat pembaca. Dengan kata lain, berhasil tidaknya bahasa pengarang justru tergantung dari kecakapannya mempergunakan gaya bahasa yang serasi dalam karya ciptaannya.
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa gaya bahasa merupakan pembawaan pribadi, melalui gaya bahasa pengarang hendak memberikan bentuk terhadap apa yang dipaparkannya. Jadi secara tidak langsung gaya bahasa menggambarkan sikap dan karakteristik seorang pengarang dalam setiap karya yang diciptakannya
Salah satu karya sastra atau karya fiksi yang dapat dianalisis adalah novel. Novel merupakan wujud pengarang untuk mengungkapkan segala permasalahan yang terjadi, baik kejadian yang dialami dirinya sebagai pengarang maupun kejadian yang dialami orang lain diluar pengarang.
Dalam penelitian ini penulis mengambil novel Ranah 3 Warna karya Ahmad Fuadi, terbitan PT Gramedia Pustaka Utama sebagai bahan untuk dianalisis. Novel ini merupakan salah satu karya fiksi yang mendapatkan perhatian dari kalangan pengamat sastra. Melalui novel Ranah 3 Warna yang berkualitas ini, semakin mengukuhkan peran Ahmad Fuadi dalam penulisan fiksi Indonesia. Kepiawaian Ahmad Fuadi dalam mengarang tampak dalam struktur cerita-ceritanya, gaya bahasa dan  ide-idenya  yang  mengalir secara santai di hadapan mata batin kita.
Penelitian kali ini, penulis mencoba mengkaji gaya bahasa kiasan dalam novel Ranah 3 Warna karya Ahmad Fuadi. Dilihat dari judul, novel ini sudah menunjukan daya tarik tersendiri. Dikatakan demikian, karena pada umumnya judul sebuah karya sastra tidak berupa pertanyaan, melainkan sebuah pernyataan. Akan tetapi, Ahmad Fuadi dengan kreatifitas yang dimilikinya, berusaha menghadirkan sebuah karya yang memberikan nilai tersendiri kepada pembaca. Kandungan pertanyaan pada judul, cukup menarik perhatian pembaca, sehingga dapat menimbulkan rasa ingin tahu pada setiap pembaca. Dengan demikian, judul novel merupakan salah satu daya tarik penulis meneliti novel ini.   
Sebagai seorang pengarang, Ahmad Fuadi ingin menyampaikan kepada pembaca bahwa yang ditulisnya berkaitan dengan kejadian dalam kehidupan sehari-hari, baik kejadian dalam keluarga, pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, kabar biasa atau kabar mengejutkan yang dapat disuguhkannya menjadi sebuah cerita fiksi, dengan penggunaan gaya bahasa yang dimengerti sekaligus diberi keindahan dan pemikiran seperti dalam novelnya yang berjudul Ranah 3 Warna. Selain itu, Ahmad Fuadi juga mendapatkan penghargaan nominasi khatulistiwa literary award 2010, serta Penulis dan Fiksi terfaforit, Anugerah Pembaca Indonesia 2010, dan National Best Seller.
Novel Ranah 3 Warna karya Ahmad Fuadi ini menyajikan cerita dengan gaya bahasa yang indah. Berdasarkan pembacaan awal, gaya bahasa yang banyak digunakan pengarang adalah gaya bahasa kiasan. Adapun contoh gaya bahasa kiasan yang terdapat dalam novel Ranah 3 Warna karya Ahmad Fuadi ini adalah sebagai berikut:

Amak yang duduk ditengah seperti induk ayam yang meneduhi anak-anaknya yang kuyu kehujanan. Safya si bungsu yang sangat lengket dengan ayah terus memegang lengan ayah, air matanya melimbak-limbah membentuk sungai kecil yang seakan-akan tidak mau putus dan tidak ingin kering. . (R3W:95). 

Ini merupakan ungkapan rasa kesedihan yang sangat dalam yang dirasakan oleh Alif atas meningalnya ayahnya.

Setiap tetes dingin hujan terasa menghujam kulitku. Aku berlari menyeret kakiku melintas jalan setapak yang dikelilingi belukar menuju jalan besar. (R3W:120)

Ini merupakan ungkapan keteguhan hati Alif dalam mengarungi perjalanan hidup yang  dijalaninya.
Berdasarkan hal di atas, penulis perlu mengungkapkan hal yang berkenaan dengan gaya bahasa kiasan tersebut. Melalui kajian gaya bahasa ini diharapkan dapat diungkapkan secara persis bentuk gaya bahasa kiasan yang digunakan pengarang.
1.2  Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah jenis gaya bahasa kiasan yang digunakan dalam novel Ranah 3 Warna karya Ahmad Fuadi. Sekaligus untuk mengetahui fungsi gaya bahasa kiasan dalam novel Ranah 3 Warna karya Ahmad Fuadi. Novel ini diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama yang merupakan buku kedua dari trilogi Negeri 5 Menara tahun 2011 sebanyak 473 halaman.
1.3  Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah
  1. Gaya bahasa kiasan apa saja yang terdapat dalam novel Ranah 3 Warna karya Ahmad Fuadi?
  2. Bagaimanakah fungsi gaya bahasa kiasan dalam novel Ranah 3 Warna karya Ahmad Fuadi?

1.4  Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
  1. Menganalisis gaya bahasa kiasan yang terdapat dalam novel Ranah 3 Warna karya Ahmad Fuadi
  2. Menjelaskan fungsi gaya bahasa kiasan dalam novel Ranah 3 Warna karya Ahmad Fuadi

1.5  Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
  1. Membantu guru bahasa dan sastra Indonesia dalam kegiatan pengajaran sastra  dengan menjadikan hasil penelitian ini sebagai salah satu sumber pengetahuan dan materi mengajar sastra
  2. Menambah wawasan pembaca mengenai aspek gaya bahasa kiasan dalam novel Ranah 3 Warna karya Ahmad Fuadi


Skripsi ini terdiri dari BAB I sampai dengan BAB V Full. Untuk pengunjung blog saya bisa ini yang ingin mendapatkan contoh skripsi ini sebagai bahan pembelajaran maupun referensi dalam  menyusun skripsi anda dapat menghubungi pengelola blog ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar