BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sama dengan
karya seni yang lain, karya sastra merupakan suatu karya yang artistik. Karya
sastra dan karya seni lainnya juga hasil dari imajinasi yang dituangkan
penciptanya dalam berbagai bentuk karya sebagai karya yang bernilai estetis
atau mengandung keindahan pada unsur-unsur pembentuknya. Suatu bentuk artistik
dalam karya sastra terdapat pada unsur bahasa yang digunakan pengarang yang diciptakan
dengan unsur kebahasaan yang beragam.
Dengan adanya
nilai-nilai artistik pada karya sastra maka akan menarik minat pembaca dalam
menikmati suatu karya sastra. Para pembaca akan merasakan seolah-olah berada
dalam karya tersebut dengan imajinasi yang diceritakan pengarang. Dengan gaya
bahasa yang digunakan pengarang dalam karyanya membuat para pembaca juga tidak
merasa jenuh.
Karya sastra
merupakan perwujudan dari pengamatan pengarang tentang realitas kehidupan.
Realitas kehidupan tersebut dapat berupa pemikiran keadaan dan kehidupan sosial
suatu masyarakat, peristiwa:peristiwa, ide dan gagasan, serta nilai-nilai yang
diamanatkan pencipta lewat tokoh-tokoh cerita. Dengan demikian, melalui karya
sastra pembaca dapat memperoleh pengetahuan yang mendalam tentang manusia,
dunia, dan kehidupan.
Karya sastra
lahir tidak bisa dilepaskan dari pengarangnya dan sebaliknya, pengarangpun
tidak bisa pula terlepas dari keadaan dan kenyataan yang ada disekitarnya,
untuk mengetahui hal itu, kita perlu menelaah karya sastra tersebut. Gaya atau style pengarang akan mewarnai karya yang
dihasilkannya. Dalam karya sastra, gaya pengarang tersebut dikenal sebagai
unsur gaya bahasa. Gaya bahasa adalah cara pengucapan bahasa dalam prosa atau
bagaimana cara pengarang mengungkapkan sesuatu yang akan dikemukakan
(Nurgiyantoro, 2010:276).
Salah satu
jenis dari karya sastra adalah karya fiksi. Fiksi berasal dari kata ”fictio atau fictum” yang berarti
membentuk, membuat, mengadakan dan mencipta ( Tarigan dalam Elyusra, 2007).
Secara umum karya fiksi dibedakan atas tiga macam bentuk yang meliputi cerita
pendek (cerpen), novel, dan roman. Pembagian ini didasarkan pada kompleksitas
isi dan struktur karya tersebut.
Novel
menceritakan kehidupan yang terjadi dalam masyarakat seperti masalah sosial
yang tercakup didalamnya masalah agama, adat istiadat, pendidikan, ekonomi,
politik, dan lain-lain. Pada aspek sarana pengucapannya, cerita berbentuk prosa
dalam ukuran yang luas, plot yang kompleks, karakter yang banyak, tema yang
kompleks. Setiap pengarang senantiasa mengembangkan unsur-unsur pembangun karya
sastra tersebut secara maksimal.
Pengarang novel kesusastraan Indonesia salah satu diantaranya yaitu Habiburrahman El Shirazy atau Kang Abik yang
selalu menyajikan karya-karya sastra yang menggugah jiwa pembaca dan memberi
begitu banyak pencerahan kepada pembaca untuk berupaya menjadi insan yang lebih
baik. Pengarang menyuguhkan cerita dengan bahasa yang membuat pembaca tertarik
untuk membaca tiap lembar yang ada.
Salah satu karya Kang Abik
adalah novel yang berjudul Bumi Cinta. Novel yang berjudul Bumi Cinta
(selanjutnya disingkat BC) ini masih merupakan novel dengan kisah romansa
religius yang tetap mengusung predikat sebagai novel pembangun jiwa,
sebagaimana novel-novel Kang Abik sebelumnya yaitu Ayat-Ayat Cinta
(AAC) dan Ketika
Cinta Bertasbih (KCB).
Berbeda dengan novel
sebelumnya AAC yang bersetting di Mesir, kali ini Kang Abik mencoba
mengeksplorasi keindahan bumi Rusia, khususnya kota Moskow. Pengarang
menceritakan seorang pemuda Indonesia bernama Muhammad Ayyas, seorang mahasiswa
pascasarjana di Delhi, India yang juga seorang santri. Muhammad Ayyas yang
sebelumnya kuliah di Madinah ini berniat ingin mengerjakan tugas penelitian
dari Dosen pembimbingnya yaitu mengenai kehidupan umat islam di Rusia pada masa
pemerintahan Stallin.
Di Rusia Muhamad Ayyas
disambut oleh teman lamanya Devid. Devid inilah yang mencarikan apartemen
tempat tinggal untuk Ayyas. Dengan alasan keterbatasan uang yang dimiliki Ayyas
dan lokasi apartemen yang strategis ternyata Devid hanya bisa mendapatkan
sebuah apartemen yang berbagi dengan orang lain. Teman seapartemennya adalah
dua orang wanita Rusia yang jelita.
Tidak ada
konflik yang sedemikian hebat dalam kisah ini sebagaimana kita temui pada sosok
Fahri pada novel AAC yang sempat masuk penjara di Mesir, atau tokoh Furqon pada
novel KCB yang sempat terkena virus HIV.
Di sini tokoh Ayyas hanya hampir dipenjara karena difitnah melakukan pengeboman
di Hotel Metropole oleh Linor.
Kisah ini juga dilengkapi dengan peristiwa
pembantaian Zionis terhadap muslim Palestina di Sabra dan Sathila. Nuansa
romansa memang terasa sangat kental di sini. Tiap halaman akan kita jumpai
gejolak perasaan Ayyas atas wanita-wanita jelita yang dijumpainya.
Pada akhir cerita novel ini membuat pembaca harus menyimpulkan sendiri apa
yang terjadi pada tokoh Ayyas. Karena pengarang tidak menyampaikan langsung
akhir dari cerita. Sehingga akhir cerita diserahkan kepada pembaca.
Berdasarkan hasil pembacaan awal oleh peneliti, kisah di atas dituturkan
pengarang dengan gaya bahasa yang dapat meneteskan air mata, tersenyum bahagia,
rasa yang penuh amarah, perasaan kesal dan bingung pun akan terekspresi oleh
pembaca. Seperti pada kutipan novel BC ini:
“ Saya Muhammad Ayas. Mahasiswa dari Indonesia” Jawab Ayas.
“ Pasti Muslim,”
“ Benar”
“
Ternyata benar, banyak
sekali penganut agama primitif itu.” Desis
Linor dengan
nada mencela. Kata:kata
Linor membuat Ayas
tersentak bagai disengat kalajengking.
(BC:54)
“
Hanya kepalanya yang
nampak sesekali menggeleng
ke kiri dan
ke kanan
seolah mengiringi suara
mobil tua yang sesekali seperti
meraung dan terbatuk
batuk” (BC:15).
“ Stasiun itu seumpama istana di bawah tanah” (BC:65)
Gaya bahasa
pada kutipan di atas menggunakan gaya
bahasa kiasan persamaan atau Simile yaitu perbandingan yang bersifat eksplisit bahwa ia langsung
menyatakan sesuatu sama dengan hal yang lain. Pada kutipan (BC:54)
membandingkan dengan langsung antara kata-kata yang diucapkan oleh Linor itu
bahwa muslim adalah agama primitif lalu Ayas tersentak bagai disengat
kalajengking. Kata tersentak sama artinya dengan 1.tertarik kuat-kuat;tercababut, 2.terbangun atau tersadar tiba-tiba
(dari tidur, lamunan, dan lain sebagainya) karena terkejut ketika disengat
oleh binatang kalajengking (Depdikbud, 2007:1039).
Pada kutipan
(BC:15) terdapat perbandingan secara langsung antara kata seperti meraung dan terbatuk-batuk dengan seseorang yang sudah tua yang terkena
penyakit tua. Pada kutipan (BC:56) membandingkan secara langsung kata seumpama istana di bawah tanah dengan
sesuatu yang megah dan indah yang terdapat di bawah tanah.
Gaya bahasa
kiasan persamaan atau simile pada kutipan di atas dengan baik dapat menjalankan
fungsinya sebagai ekspresi pribadi penulisnya dalam menghadapi dan menyikapi
pokok masalah dengan mengelola kata-kata dengan penggunaan bahasa yang
menggambarkan atau melukiskan sesuatu.
Berdasarkan
uraian di atas dapat dipahami bahwa unsur gaya bahasa novel Bumi Cinta merupakan unsur yang kompleks
karena menyuguhkan bahasa yang variatif yang menarik minat pembaca. Makna karya
tersebut dapat diperoleh pembaca apabila pembaca dapat memahami gaya bahasa
yang digunakan pengarang, oleh sebab itu kajian terhadap pemakaian gaya bahasa
dalam karya sastra tersebut merupakan suatu hal yang penting dilakukan.
1.2 Batasan Masalah
Batasan
masalah penelitian ini pada aspek bahasa (stilistika) yang merupakan bagian
dari linguistik yang mengkaji wacana sastra, memusatkan perhatiannya pada
variasi penggunaan bahasa dan mengkaji cara sastrawan memanipulasi dengan arti
memanfaatkan unsur dan kaidah yang terdapat dalam bahasa dan efek apa yang
ditimbulkan oleh pengguna itu. Cakupan stilistika yaitu diksi, struktur
kalimat, majas (gaya bahasa), citraan, pola rima, mantera yang digunakan
seorang sastrawan atau yang terdapat dalam karya sastra (Sudjiman, 1993:13:14).
Berdasarkan
pembacaan awal yang telah penulis lakukan, aspek gaya bahasa yang menarik untuk
dikaji adalah pemanfaatan majas (gaya bahasa) yang dipilih pengarang untuk
mewakili maksud dan tujuan pengarang. Dengan demikian, penelitian ini dibatasi
pada pemakaian majas (gaya bahasa) yang terdapat dalam karya dimaksud khususnya
pada gaya bahasa kiasan.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan
batasan masalah yang dikemukakan di atas, rumusan masalah penelitian ini
adalah:
1. Jenis gaya
bahasa kiasan apa sajakah yang digunakan oleh pengarang pada novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El
Shirazy?
2. Bagaimanakah
fungsi gaya bahasa kiasan yang digunakan oleh pengarang pada novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El
Shirazy?
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian
ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang tepat, rinci, dan mendalam
tentang :
1. Pendeskripsian jenis gaya bahasa kiasan
yang digunakan oleh pengarang pada novel Bumi
Cinta karya Habiburrahman El Shirazy.
2. Pendeskripsian fungsi gaya bahasa kiasan
yang digunakan oleh pengarang pada novel Bumi
Cinta karya Habiburrahman El Shirazy.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan
bermanfaat bagi:
1.
Masyarakat peminat sastra dalam memahami atau menginterpretasi karya sastra,
khususnya melalui pengkajian unsur gaya bahasa yang digunakan pengarang.
2.
Peneliti lain, sebagai pembanding dalam melanjutkan atau membahas sisi lain
dari novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy.
3. Memberi masukan kepada guru atau calon guru
bahasa Indonesia dalam memberikan pelajaran apresiasi sastra, khususnya yang
berhubungan dengan gaya bahasa.
Skripsi ini terdiri dari BAB I sampai dengan BAB V Full.
Untuk pengunjung blog saya bisa ini yang ingin mendapatkan contoh skripsi ini
sebagai bahan pembelajaran maupun referensi dalam menyusun skripsi anda dapat menghubungi
pengelola blog ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar