Translate

Kamis, 25 September 2014

Analisis Gaya Bahasa Pada Novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Sama dengan karya seni yang lain, karya sastra merupakan suatu karya yang artistik. Karya sastra dan karya seni lainnya juga hasil dari imajinasi yang dituangkan penciptanya dalam berbagai bentuk karya sebagai karya yang bernilai estetis atau mengandung keindahan pada unsur-unsur pembentuknya. Suatu bentuk artistik dalam karya sastra terdapat pada unsur bahasa yang digunakan pengarang yang diciptakan dengan unsur kebahasaan yang beragam.
Dengan adanya nilai-nilai artistik pada karya sastra maka akan menarik minat pembaca dalam menikmati suatu karya sastra. Para pembaca akan merasakan seolah-olah berada dalam karya tersebut dengan imajinasi yang diceritakan pengarang. Dengan gaya bahasa yang digunakan pengarang dalam karyanya membuat para pembaca juga tidak merasa jenuh.
Karya sastra merupakan perwujudan dari pengamatan pengarang tentang realitas kehidupan. Realitas kehidupan tersebut dapat berupa pemikiran keadaan dan kehidupan sosial suatu masyarakat, peristiwa:peristiwa, ide dan gagasan, serta nilai-nilai yang diamanatkan pencipta lewat tokoh-tokoh cerita. Dengan demikian, melalui karya sastra pembaca dapat memperoleh pengetahuan yang mendalam tentang manusia, dunia, dan kehidupan.
Karya sastra lahir tidak bisa dilepaskan dari pengarangnya dan sebaliknya, pengarangpun tidak bisa pula terlepas dari keadaan dan kenyataan yang ada disekitarnya, untuk mengetahui hal itu, kita perlu menelaah karya sastra tersebut. Gaya atau style pengarang akan mewarnai karya yang dihasilkannya. Dalam karya sastra, gaya pengarang tersebut dikenal sebagai unsur gaya bahasa. Gaya bahasa adalah cara pengucapan bahasa dalam prosa atau bagaimana cara pengarang mengungkapkan sesuatu yang akan dikemukakan (Nurgiyantoro, 2010:276).
Salah satu jenis dari karya sastra adalah karya fiksi. Fiksi berasal dari kata ”fictio atau fictum”  yang berarti membentuk, membuat, mengadakan dan mencipta ( Tarigan dalam Elyusra, 2007). Secara umum karya fiksi dibedakan atas tiga macam bentuk yang meliputi cerita pendek (cerpen), novel, dan roman. Pembagian ini didasarkan pada kompleksitas isi dan struktur karya tersebut.
Novel menceritakan kehidupan yang terjadi dalam masyarakat seperti masalah sosial yang tercakup didalamnya masalah agama, adat istiadat, pendidikan, ekonomi, politik, dan lain-lain. Pada aspek sarana pengucapannya, cerita berbentuk prosa dalam ukuran yang luas, plot yang kompleks, karakter yang banyak, tema yang kompleks. Setiap pengarang senantiasa mengembangkan unsur-unsur pembangun karya sastra tersebut secara maksimal.
Pengarang novel kesusastraan Indonesia salah satu diantaranya yaitu  Habiburrahman El Shirazy atau Kang Abik yang selalu menyajikan karya-karya sastra yang menggugah jiwa pembaca dan memberi begitu banyak pencerahan kepada pembaca untuk berupaya menjadi insan yang lebih baik. Pengarang menyuguhkan cerita dengan bahasa yang membuat pembaca tertarik untuk membaca tiap lembar yang ada.
Salah satu karya Kang Abik adalah novel yang berjudul Bumi Cinta. Novel yang berjudul Bumi Cinta (selanjutnya disingkat BC) ini masih merupakan novel dengan kisah romansa religius yang tetap mengusung predikat sebagai novel pembangun jiwa, sebagaimana novel-novel Kang Abik sebelumnya yaitu Ayat-Ayat Cinta (AAC) dan Ketika Cinta Bertasbih (KCB).
Berbeda dengan novel sebelumnya AAC yang bersetting di Mesir, kali ini Kang Abik mencoba mengeksplorasi keindahan bumi Rusia, khususnya kota Moskow. Pengarang menceritakan seorang pemuda Indonesia bernama Muhammad Ayyas, seorang mahasiswa pascasarjana di Delhi, India yang juga seorang santri. Muhammad Ayyas yang sebelumnya kuliah di Madinah ini berniat ingin mengerjakan tugas penelitian dari Dosen pembimbingnya yaitu mengenai kehidupan umat islam di Rusia pada masa pemerintahan Stallin.
Di Rusia Muhamad Ayyas disambut oleh teman lamanya Devid. Devid inilah yang mencarikan apartemen tempat tinggal untuk Ayyas. Dengan alasan keterbatasan uang yang dimiliki Ayyas dan lokasi apartemen yang strategis ternyata Devid hanya bisa mendapatkan sebuah apartemen yang berbagi dengan orang lain. Teman seapartemennya adalah dua orang wanita Rusia yang jelita.
Tidak ada konflik yang sedemikian hebat dalam kisah ini sebagaimana kita temui pada sosok Fahri pada novel AAC yang sempat masuk penjara di Mesir, atau tokoh Furqon pada novel KCB  yang sempat terkena virus HIV. Di sini tokoh Ayyas hanya hampir dipenjara karena difitnah melakukan pengeboman di Hotel Metropole oleh Linor.
Kisah ini juga dilengkapi dengan peristiwa pembantaian Zionis terhadap muslim Palestina di Sabra dan Sathila. Nuansa romansa memang terasa sangat kental di sini. Tiap halaman akan kita jumpai gejolak perasaan Ayyas atas wanita-wanita jelita yang dijumpainya.
Pada akhir cerita novel ini membuat pembaca harus menyimpulkan sendiri apa yang terjadi pada tokoh Ayyas. Karena pengarang tidak menyampaikan langsung akhir dari cerita. Sehingga akhir cerita diserahkan kepada pembaca.
Berdasarkan hasil pembacaan awal oleh peneliti, kisah di atas dituturkan pengarang dengan gaya bahasa yang dapat meneteskan air mata, tersenyum bahagia, rasa yang penuh amarah, perasaan kesal dan bingung pun akan terekspresi oleh pembaca. Seperti pada kutipan novel BC ini:
“ Saya Muhammad Ayas. Mahasiswa dari Indonesia” Jawab Ayas.
“ Pasti Muslim,”
“ Benar”
                  “ Ternyata  benar,  banyak  sekali  penganut  agama primitif itu.” Desis
                     Linor   dengan   nada   mencela.   Kata:kata   Linor   membuat   Ayas
                     tersentak bagai disengat kalajengking. (BC:54)
                       
“ Hanya  kepalanya  yang   nampak  sesekali  menggeleng  ke  kiri  dan 
ke  kanan  seolah  mengiringi  suara  mobil  tua  yang sesekali seperti
meraung dan terbatuk batuk” (BC:15).
                       
“ Stasiun itu seumpama istana di bawah tanah” (BC:65)

Gaya bahasa pada kutipan di atas  menggunakan gaya bahasa kiasan persamaan atau Simile yaitu perbandingan  yang bersifat eksplisit bahwa ia langsung menyatakan sesuatu sama dengan hal yang lain. Pada kutipan (BC:54) membandingkan dengan langsung antara kata-kata yang diucapkan oleh Linor itu bahwa muslim adalah agama primitif lalu Ayas tersentak bagai disengat kalajengking. Kata tersentak sama artinya dengan 1.tertarik kuat-kuat;tercababut, 2.terbangun atau tersadar tiba-tiba (dari tidur, lamunan, dan lain sebagainya) karena terkejut ketika disengat oleh binatang kalajengking (Depdikbud, 2007:1039).
Pada kutipan (BC:15) terdapat perbandingan secara langsung antara kata seperti meraung dan terbatuk-batuk dengan seseorang yang sudah tua yang terkena penyakit tua. Pada kutipan (BC:56) membandingkan secara langsung kata seumpama istana di bawah tanah dengan sesuatu yang megah dan indah yang terdapat di bawah tanah.
Gaya bahasa kiasan persamaan atau simile pada kutipan di atas dengan baik dapat menjalankan fungsinya sebagai ekspresi pribadi penulisnya dalam menghadapi dan menyikapi pokok masalah dengan mengelola kata-kata dengan penggunaan bahasa yang menggambarkan atau melukiskan sesuatu.
Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa unsur gaya bahasa novel Bumi Cinta merupakan unsur yang kompleks karena menyuguhkan bahasa yang variatif yang menarik minat pembaca. Makna karya tersebut dapat diperoleh pembaca apabila pembaca dapat memahami gaya bahasa yang digunakan pengarang, oleh sebab itu kajian terhadap pemakaian gaya bahasa dalam karya sastra tersebut merupakan suatu hal yang penting dilakukan.

1.2  Batasan Masalah
Batasan masalah penelitian ini pada aspek bahasa (stilistika) yang merupakan bagian dari linguistik yang mengkaji wacana sastra, memusatkan perhatiannya pada variasi penggunaan bahasa dan mengkaji cara sastrawan memanipulasi dengan arti memanfaatkan unsur dan kaidah yang terdapat dalam bahasa dan efek apa yang ditimbulkan oleh pengguna itu. Cakupan stilistika yaitu diksi, struktur kalimat, majas (gaya bahasa), citraan, pola rima, mantera yang digunakan seorang sastrawan atau yang terdapat dalam karya sastra (Sudjiman, 1993:13:14).
Berdasarkan pembacaan awal yang telah penulis lakukan, aspek gaya bahasa yang menarik untuk dikaji adalah pemanfaatan majas (gaya bahasa) yang dipilih pengarang untuk mewakili maksud dan tujuan pengarang. Dengan demikian, penelitian ini dibatasi pada pemakaian majas (gaya bahasa) yang terdapat dalam karya dimaksud khususnya pada gaya bahasa kiasan.
1.3  Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang dikemukakan di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah:
1. Jenis gaya bahasa kiasan apa sajakah yang digunakan oleh pengarang pada novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy?
2. Bagaimanakah fungsi gaya bahasa kiasan yang digunakan oleh pengarang pada novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy?
1.4  Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang tepat, rinci, dan mendalam tentang :
1.      Pendeskripsian jenis gaya bahasa kiasan yang digunakan oleh pengarang pada novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy.
2.      Pendeskripsian fungsi gaya bahasa kiasan yang digunakan oleh pengarang pada novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy.
1.5  Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Masyarakat peminat sastra dalam memahami atau menginterpretasi karya sastra, khususnya melalui pengkajian unsur gaya bahasa yang digunakan pengarang.
2. Peneliti lain, sebagai pembanding dalam melanjutkan atau membahas sisi lain dari novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy.
3.  Memberi masukan kepada guru atau calon guru bahasa Indonesia dalam memberikan pelajaran apresiasi sastra, khususnya yang berhubungan dengan gaya bahasa.

Skripsi ini terdiri dari BAB I sampai dengan BAB V Full. Untuk pengunjung blog saya bisa ini yang ingin mendapatkan contoh skripsi ini sebagai bahan pembelajaran maupun referensi dalam  menyusun skripsi anda dapat menghubungi pengelola blog ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar