BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sebagai
negara berkembang pembangunan di Indonesia dalam arti fisik seperti perumahan
dan sarana lain semakin meningkat seiring dengan bertambahnya penduduk. Dalam
pelaksanaan pembangunan fisik tersebut, beton merupakan jenis bahan bangunan
yang banyak digunakan, bahkan penggunaannya semakin meluas. Disamping digunakan
sebagai pendukung konstruksi utama beton mulai digunakan pada bagian-bagian
bangunan yang bersifat non struktural, salah satunya adalah untuk genteng.
Dengan
banyaknya gedung-gedung yang dibangun maka sangat dibutuhkan bahan penutup atap
yang baik, yaitu penutup atap yang memenuhi persyaratan kuat, ringan dan kedap
air. Dari berbagai jenis penutup atap, genteng beton merupakan bahan yang
banyak dipakai sebagai penutup atap terutama untuk bangunan rumah tinggal.
Usaha
perbaikan beton terus dilakukan oleh para peneliti yakni dengan mengadakan
penelitian-penelitian untuk memperbaiki sifat kurang baik beton, baik secara
kimia maupun fisika. Salah satu usaha untuk memperbaiki sifat kurang baik beton
adalah dengan menambahkan serat kedalam adukan beton. Dari penelitian yang
telah dilaksanakan (Neville dan Brooks 1987 dalam Dwiyono 2000), menyimpulkan
bahwa penambahan serat ke dalam adukan dapat memberikan keuntungan berupa
perbaikan beberapa sifat beton yaitu : kuat tarik, keuletan, ketahanan kejut,
kuat lentur dan kuat lelah.
Dalam
penelitian ini peneliti mencoba mengaplikasikan beton fiber untuk pembuatan
genteng beton yaitu dengan penambahan serat ijuk. Dengan penambahan serat ijuk
ke dalam adukan genteng beton diharapkan dapat menambah kekuatan genteng beton
yaitu beban lenturnya tinggi, serta genteng yang dihasilkan lebih ringan.
B. Identifikasi
Masalah
Genteng
beton sebagai bahan penutup atap yang diminati banyak masyarakat umumnya saat
ini kebutuhannya semakin meningkat. Namun sesuai sifat dasar beton, sebagai
bahan dasar pembuatnya memiliki sifat kurang mampu menahan tarik, lentur,
bersifat getas dan berat sendirinya besar. Usaha peningkatan kualitas beton
sampai sekarang ini masih terus dilakukan baik peningkatan kuat tekan, tarik
maupun lentur, bahkan sampai pada upaya untuk membuat beton itu ringan tetapi
mempunyai kekuatan tinggi. Penambahan serat dalam adukan beton dapat
meningkatkan kuat tarik, kuat lentur, dan beton yang dihasilkan lebih ringan
(Dwiyono, 2000).
Penambahan
serat dalam adukan yang memberikan perbaikan beberapa sifat beton perlu
diaplikasikan dalam pembuatan genteng beton. Panjang serat yang ditambahkan
dalam adukan genteng beton serat harus memenuhi ketentuan mengenai aspek rasio
yaitu perbandingan antara panjang serat dengan diameter serat. Aspek rasio yang
ideal yaitu 50 sampai 100 (Sudarmoko 1987 dalam Dwiyono 2000). Serat yang
terlalu pendek akan mudah tercabut dan serat yang terlalu panjang akan
mengakibatkan kesulitan dalam pengerjaan yaitu akan terjadi penggumpalan.
Jumlah serat yang sedikit belum berpengaruh, tetapi sebaliknya jumlah serat
yang terlalu banyak akan mengakibatkan kesulitan dalam pengerjaan.
C. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah diatas maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai
berikut:
1.
Apakah
ada perbedaan beban lentur genteng beton dengan penambahan serat ijuk dan
pengurangan pasir yang berbeda.
2.
Berapakah
besar beban lentur dan berat jenis genteng beton akibat penambahan serat ijuk
dan pengurangan pasir yang berbeda.
D. Tujuan
Penelitian
Penelitian
ini bertujuan untuk :
1.
Mengetahui
karakteristik serat ijuk dan kapur mill yang digunakan, meliputi: berat jenis,
berat satuan dan kadar air.
2.
Mengetahui
karakteristik pasir yang digunakan meliputi : berat jenis, berat satuan, kadar
air dan gradasi pasir.
3.
Mengetahui
karakteristik genteng beton yang dihasilkan, meliputi : beban lentur dan berat
jenis.
4.
Mengetahui
pengaruh penambahan serat ijuk dan pengurangan pasir terhadap beban lentur dan
berat jenis genteng beton.
E. Kegunaan
Penelitian
Kegunaan
yang diambil dari penelitian ini adalah:
1.
Secara
praktis hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu rujukan bagi loka
teknologi pemukiman setempat, untuk dikembangkan lebih lanjut sehingga suatu
saat ada perusaahaan genteng beton di wilayah setempat yang memproduksi genteng
beton serat.
2.
Bagi
masyarakat khususnya disekitar lokasi pembuatan genteng beton. Hasil penelitian
ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi dalam menentukan pilihan terhadap
bahan penutup atap terutama genteng beton.
3.
Bagi
para peneliti dan mahasiswa Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan
informasi atau referensi untuk melakukan penelitian-penelitian lebih lanjut
mengenai aplikasi beton fiber ke dalam genteng beton.
F. Batasan
Masalah
Batasan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1.
Serat
ijuk yang dipakai dalam penelitian ini dalam kondisi jenuh kering muka atau SSD
(Saturated Surface Dry) dan dipotong-potong dengan panjang ± 1-2 cm
dengan persentase 0%, 0,5%, 1%, 1,5%, 2% dan 2,5% terhadap berat pasir yang
digunakan. Serat ijuk ini diperoleh dari desa Subah, kecamatan Subah, kabupaten
Batang. 2. Semen yang digunakan dalam penelitian ini merk Nusantara dengan
kemasan isi 40 kg, tertutup rapat dan butirannya halus tidak menggumpal, dan
semua butiran lolos ayakan 0,09 mm.
2.
Pasir
yang digunakan dalam penelitian adalah pasir Muntilan. Butiran yang digunakan
lolos ayakan 5 mm.
3.
Kapur
yang digunakan dalam penelitian ini dibeli dari toko bangunan “BintangJaya”
yang terletak di Jalan Raya Mranggen No. 68. Kapur mill yang digunakan semua
butirannya lolos ayakan 0,09 mm.
4.
Air
yang digunakan dalam pembuatan genteng beton ini adalah air sumur yang berada
ditempat pengujian.
5.
Beban
lentur dan berat jenis genteng beton diteliti pada umur 28 hari dengan jumlah
benda uji masing-masing 3 buah.
6.
Perbandingan
volume semen : kapur : pasir = 1 : 0,997 : 2,990.
7.
Menggunakan
nilai faktor air semen (fas) yang cocok untuk pembuatan genteng beton serat.
Skripsi
ini terdiri dari BAB I sampai dengan BAB V Full
Tidak ada komentar:
Posting Komentar