Translate

Selasa, 02 September 2014

Pengaruh penambahan abu terbang terhadap kuat Tekan dan serapan air pada bata beton berlubang

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seiring dengan laju pertumbuhan penduduk dan pembangunan dalam segala bidang yang terjadi di Indonesia berkorelasi positif dengan bertambahnya kebutuhan perumahan penduduk. Adanya peningkatan kebutuhan akan perumahan secara otomatis kebutuhan akan bahan bangunan semakin meningkat pula. Peningkatan akan kebutuhan bahan bangunan ini harus disikapi dengan pemanfaatan dan penemuan bahan bangunan baru yang mampu memberikan alternatif kemudahan pengerjaan serta penghematan dalam biaya. Komponen suatu bangunan terdiri dari pondasi, dinding, lantai, atap, dan lain – lain. Salah satu alternatif kemudahan dan efisiensi waktu dalam pemasangan dinding adalah dinding dengan bahan bata beton berlubang.
Pengertian bata beton berlubang adalah suatu bahan bangunan yang dibuat dari campuran bahan perekat hidrolis atau sejenisnya dan agregat, ditambah air secukupnya dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya dan mempunyai luas penampang lubang lebih dari 25% luas penampang batanya dan volume lubang lebih besar dari 25% volume batanya. (SK SNI S – 04 – 1989 – F) Penggunaan bata beton berlubang yang dinilai lebih praktis dan ekonomis saat ini sudah banyak diproduksi dengan harga yang bervariasi. Praktis karena bahannya mudah didapat, pemasangan mudah, dan yang paling menguntungkan dalam pemasangannya tidak membutuhkan banyak bahan pendukung serta penggunaan tenaga kerja yang relatif lebih sedikit.
Di Indonesia banyak sekali bahan-bahan lokal yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan untuk campuran bahan susun bata beton berlubang terutama bahan ikatnya. Karena produksi semen portland di Indonesia merupakan salah satu tumpuan komoditi ekspor khususnya untuk Asia Tenggara, maka perlu diusahakan adanya bahan pengikat alternatif yang diperuntukan pada bangunan struktural maupun non struktural (Husin,1998). Salah satu bahan ikat alternative yang dapat digunakan untuk mengurangi pamakaian semen portland adalah abu terbang. Abu terbang adalah bagian dari abu bakar yang berupa bubuk halus dan ringan yang diambil dari campuran gas tungku pembakaran yang menggunakan bahan batubara. Abu terbang diambil secara mekanik dengan sistem pengendapan electrostatik. (Hidayat,1986)
Produksi abu terbang merupakan hasil sampingan Pusat Pembangkit Listrik Tenaga Uap di Suralaya, Jawa Barat dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap di Paiton, Jawa Timur. Pemanfaatan dan keuntungannya sebagai bahan tambahan untuk komponen bangunan mulai dikenal oleh masyarakat, maka pemanfaatan abu terbang sebagai bahan ikat alternatif mulai dikaji lebih dalam melalui penelitian – penelitian bahan bangunan. Abu terbang mempunyai butiran yang lebih halus daripada semen portland, dan mempunyai sifat hidrolik seperti pozzolon. Dengan sifat pozzolon, maka dapat mengubah kapur bebas[Ca(OH)2 ] sebagai mortar udara menjadi mortar hidrolik.
Pada mulanya abu terbang digunakan sebagai penambah semen Portland dengan kadar 5% - 20%, dengan maksud untuk menambah plastisitas adukan beton (workability) dan menambah kekedapan beton, dimana penambahan abu terbang ini dilakukan pada waktu penggilingan klinker. Abu terbang memiliki butiran yang lebih halus daripada butiran semen dan mempunyai sifat hidrolik, maka seharusnya abu terbang tidak sekedar menambah kekedapan beton, tetapi juga dapat menambah kekuatannya. Pemikiran ini sangat beralasan, karena secara mekanik abu terbang ini akan mengisi ruang kosong (rongga) diantara butiran – butiran semen dan secara kimiawi akan memberikan sifat hidrolik pada kapur bebas yang dihasilkan dari hidrasi, dimana mortar hidrolik ini akan lebih kuat datipada mortar udara (kapur bebas + air) (Suhud, 1993).
Pemakaian abu terbang sebagai bahan tambah dalam pembuatan beton sudah dikenal luas di Amerika dan beberapa negara Eropa. Pada pembangunan berkelanjutan Kantor Taman dan Rimba Texas pada Gedung Pusat Baru Pertamanan di Taman Negara Bagian Danau Somerville, dekat Somerville, TX digunakan desain campuran Abu Terbang Volume Tinggi / High Volume Fly Ash (HVFA). Walaupun relative hanya tuangan kecil, 80 yard kubik, ini adalah desain campuran HVFA pertama yang digunakan oleh Kantor Pertamanan dan Rimba Texas dan kontraktornya Quad Tex Construction. Mereka memilih desain campuran 75% abu terbang untuk membuat beton yang seramah mungkin pada lingkungan (www.fly ash.com).
Kekhawatiran akan waktu pemadatan yang terlalu lama, kekuatan akan berkurang, dan penyelesaiannya akan sangat sulit karena besarnya jumlah abu terbang ternyata tak terbukti. Waktu pemadatan tidak terlampau bervariasi dari desain campuran langsung dari kantong, kekuatannya lebih tinggi daripada yang diperkirakan, dan penyelesaian serta perlakuan tak ada masalah. Kekuatan perkiraan adalah 5000 psi pada 28 hari. Kekuatan sebenarnya ternyata lebih dari 7000 psi pada 28 hari, jauh melebihi kekuatan yang diperkirakan (www.flyash.com).
Pada penelitian ini pemanfaatan abu terbang tidak hanya untuk kepentingan bahan bangunan, tetapi juga merupakan suatu usaha untuk membantu menanggulangi masalah lingkungan, sebagai contoh; abu terbang dari limbah industri Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap Suralaya, diperkirakan akan menghasilkan 750.000 ton pertahun apabila ketujuh unit PLTU-nya sudah beroperasi. Abu terbang yang sebagian besar unsur utamanya adalah silica dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan yang berbahaya bagi kesehatan bila tidak ditangani secara memadai (Hidayat,1993)
Atas dasar pertimbangan-pertimbangan diatas, maka dilakukan penelitian mengenai bata beton berlubang dengan bahan ikat semen portland dan abu terbang. Dengan komposisi yang bervariasi diharapkan akan diperoleh campuran yang menghasilkan kuat tekan optimum, sehingga didapatkan bata beton berlubang dengan bahan ikat yang berbeda, tapi memiliki kuat tekan yang sama atau hampir sama, dan tentu saja memiliki harga yang lebih murah dibandingkan bata beton berlubang konvensional.

B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian diatas timbul permasalahan yang menarik untuk diteliti yaitu bagaimana pengaruh penambahan abu terbang menggunakan prinsip beton High Volume Fly Ash (HVFA), dimana abu terbang tidak hanya digunakan sebagai bahan subtitusi akan tetapi sebagai bahan pengisi (filler). Adapun variasi campuran bata beton berlubang dengan penambahan abu terbang (dalam satuan berat) adalah sebangai berikut :
1. 0 Fly Ash : 1 Semen Portland : 8 Pasir
2. 1,30 Fly Ash : 1 Semen Portland : 8 Pasir
3. 1,40 Fly Ash : 1 Semen Portland : 8 Pasir
4. 1,50 Fly Ash : 1 Semen Portland : 8 Pasir
5. 1,60 Fly Ash : 1 Semen Portland : 8 Pasir
6. 1,80 Fly Ash : 1 Semen Portland : 8 Pasir

C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1.      Mengetahui karakteristik bahan susun bata beton berlubang meliputi: pengujian gradasi pasir, berat janis pasir, kandungan lumpur pasir, kekekalan butir pasir, dan gradasi abu terbang
2.      Mengetahui kuat tekan mortar penyususn bata beton berlubang
3.      Mengetahui dan nilai serapan air bata beton berlubang dengan bahan ikat tambahan abu terbang pada variasi komposisi yang telah direncanakan.

D. MANFAAT PENELITIAN
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat diantaranya adalah :
1.      Dapat diketahui pengaruh dari penggunaan bahan ikat tambahan abu terbang dalam pembutan bata beton berlubang
2.      Secara akademis dapat memberikan wawasan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dalam pembuatan bata beton berlubang
3.      Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi bagi industri bahan bangunan atau dunia usaha bata beton berlubang yang memakai bahan susun semen dan pasir.

E. BATASAN MASALAH
Data yang diharapkan dari penelitian ini yaitu tentang uji kuat tekan dan serapan air pada bata beton berlubang dengan bahan ikat semen Portland dan abu terbang. Macam dan jenis penelitian akan dibatasi pada permasalahan sebagai berikut:
1.      Konsentrasi variasi komposisi campuran bahan susun bata beton berlubang :
0 Fly Ash : 1 Semen Portland : 8 Pasir
30 Fly Ash : 1 Semen Portland : 8 Pasir
40 Fly Ash : 1 Semen Portland : 8 Pasir
50 Fly Ash : 1 Semen Portland : 8 Pasir
60 Fly Ash : 1 Semen Portland : 8 Pasir
80 Fly Ash : 1 Semen Portland : 8 Pasir
2.      Benda uji berupa bata beton berlubang
3.      Pengujian kuat tekan bata beton berlubang berumur 30 hari, 60 hari, dan 90 hari
4.      Setiap pengujian satu variasi dibuat 3 benda uji
5.      Semen portland yang dipakai adalah Semen Nusantara Jenis I
6.      Abu terbang yang dipakai adalah abu layang dari PLTU Paiton
7.      Pemeriksaan terhadap pasir meliputi pemeriksaan agregat, berat jenis pasir, kandungan lumpur pasir, kekekalan butir pasir.


Skripsi ini terdiri dari BAB I sampai dengan BAB V Full

Tidak ada komentar:

Posting Komentar