Translate

Minggu, 31 Agustus 2014

Pengendalian gerusan lokal di pilar dengan Chasing pengaman

BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latarbelakang Masalah
Peranan sungai sebagai penunjang kebutuhan manusia pada saat ini  sungguh tidak bisa di pungkiri. Hal ini menyebabkan fungsi sungai bukan sekedar sarana mengalirkan air, akan tetapi mampu memberi nilai ekonomis dalam berbagai bidang, mulai dari pembangkit listrik, penyediaan air baku, sarana transportasi, pertanian dan sebagainya. Sungai secara umum memiliki suatu karakteristik sifat yaitu terjadinya perubahan morfologi pada bentuk tampang aliran. Perubahan ini bisa terjadi  dikarenakan oleh faktor alam dan faktor manusia seperti halnya pembuatan bangunan-bangunan air seperti pilar, abutmen, bendung dan sebagainya. Sifat sungai yang dinamis, dalam waktu tertentu akan mampu menjadikan pengaruh kerusakan terhadap bangunan yang ada disekitarnya. Oleh karena itu, proses gerusan yang terjadi perlu dipelajari untuk dicari cara-cara pengendaliannya agar bangunan yang dibuat dapat bertahan dari pengaruh kerusakan.
Gerusan dipilar pada umumnya bisa terjadi disebabkan oleh adanya gangguan oleh pilar dan aliran akan kembali seimbang dengan efek sedimentasi. Akibat dari dibangunnya pilar pada sungai, aliran air yang menuju pilar akan membentur dan bergerak tegak lurus kearah dasar saluran. Aliran yang bergerak tersebut membentuk pola tapal kuda (Horse Vortek) yang punya peran sangat dominan dalam terjadinya gerusan di pilar ataupun sekitar pilar. Keruntuhan jembatan yang sering terjadi bukan hanya disebabkan oleh gerusan semata akan tetapi juga disebabkan oleh faktor liquifaction, atau getaran yang diakibatkan oleh beban kendaraan yang lewat. Akibat dari dua kejadian ini, pilar jembatan akan berada pada posisi tergantung, dan akan mengalami keruntuhan (rapture). Untuk mengendalikan gerusan yang terjadi akibat vortek system ini maka dipakai tabung (chasing formed) yang di tempatkan pada pilar dengan ketinggian tertentu.
1.2              Batasan Masalah
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Universitas dengan alat Reciculating Sediment Flume, dengan panjang 6m lebar 0,21m dan tinggi 0,40m. Model pilar yang digunakan adalah pipa PVC warna putih dengan diameter 32,95, dengan diameter chasing 2d pilar. Kondisi aliran adalah permanen seragam (steady- uniform flow). Material dasar adalah pasir yang lolos saringan ayakan no 10 dan tertahan diayakan 200. Aliran yang digunakan adalah aliran tanpa kandungan sedimen (clear-water scour). Pola gerusan yang diamati adalah pola tiga dimensi dengan pengukuran arah X,Y,Z.
1.3              Rumusan Masalah
Pokok masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh penempatan Chasing yang dipasang pada pilar terhadap pola aliran, pengaruh pemakaian chasing terhadap kedalaman gerusan dan posisi penempatan chasing yang paling efektif untuk pengendalian gerusan
1.4              Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1.      Untuk mengetahui kedalaman gerusan akibat pemasangan chasing
2.      Untuk mengetahui sistem aliran di sekitar pilar
3.      Untuk mengetahui ketinggian chasing yang paling efektif dalam mengendalikan gerusan.
1.5              Manfaat Penelitian
Manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini adalah
1.      Secara teoritik, penelitian ini bermanfaat guna pengembangan ilmu Hidrolika di jurusan Teknik Sipil.

2.      Dapat menjadi masukan bagi berbagai pihak kaitannya dalam pembangunan pilar jembatan atau bangunan air lainnya. 

  Skripsi ini terdiri dari BAB I sampai BAB 5 Full

Tidak ada komentar:

Posting Komentar