BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latarbelakang
Masalah
Peranan sungai sebagai penunjang kebutuhan manusia pada saat
ini sungguh tidak bisa di pungkiri. Hal
ini menyebabkan fungsi sungai bukan sekedar sarana mengalirkan air, akan tetapi
mampu memberi nilai ekonomis dalam berbagai bidang, mulai dari pembangkit
listrik, penyediaan air baku, sarana transportasi, pertanian dan sebagainya. Sungai
secara umum memiliki suatu karakteristik sifat yaitu terjadinya perubahan
morfologi pada bentuk tampang aliran. Perubahan ini bisa terjadi dikarenakan oleh faktor alam dan faktor
manusia seperti halnya pembuatan bangunan-bangunan air seperti pilar, abutmen,
bendung dan sebagainya. Sifat sungai yang dinamis, dalam waktu tertentu akan
mampu menjadikan pengaruh kerusakan terhadap bangunan yang ada disekitarnya.
Oleh karena itu, proses gerusan yang terjadi perlu dipelajari untuk dicari
cara-cara pengendaliannya agar bangunan yang dibuat dapat bertahan dari
pengaruh kerusakan.
Gerusan dipilar pada umumnya bisa terjadi disebabkan oleh
adanya gangguan oleh pilar dan aliran akan kembali seimbang dengan efek
sedimentasi. Akibat dari dibangunnya pilar pada sungai, aliran air yang menuju
pilar akan membentur dan bergerak tegak lurus kearah dasar saluran. Aliran yang
bergerak tersebut membentuk pola tapal kuda (Horse Vortek) yang punya peran
sangat dominan dalam terjadinya gerusan di pilar ataupun sekitar pilar. Keruntuhan
jembatan yang sering terjadi bukan hanya disebabkan oleh gerusan semata akan
tetapi juga disebabkan oleh faktor liquifaction, atau getaran yang diakibatkan
oleh beban kendaraan yang lewat. Akibat dari dua kejadian ini, pilar jembatan
akan berada pada posisi tergantung, dan akan mengalami keruntuhan (rapture). Untuk
mengendalikan gerusan yang terjadi akibat vortek system ini maka dipakai tabung
(chasing formed) yang di tempatkan pada pilar dengan ketinggian tertentu.
1.2
Batasan
Masalah
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Universitas dengan
alat Reciculating Sediment Flume, dengan panjang 6m lebar 0,21m dan tinggi
0,40m. Model pilar yang digunakan adalah pipa PVC warna putih dengan diameter
32,95, dengan diameter chasing 2d pilar. Kondisi aliran adalah permanen seragam
(steady- uniform flow). Material dasar adalah pasir yang lolos saringan ayakan
no 10 dan tertahan diayakan 200. Aliran yang digunakan adalah aliran tanpa
kandungan sedimen (clear-water scour). Pola gerusan yang diamati adalah pola
tiga dimensi dengan pengukuran arah X,Y,Z.
1.3
Rumusan
Masalah
Pokok masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh
penempatan Chasing yang dipasang pada pilar terhadap pola aliran, pengaruh pemakaian
chasing terhadap kedalaman gerusan dan posisi penempatan chasing yang paling
efektif untuk pengendalian gerusan
1.4
Tujuan
Penelitian
Tujuan
dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kedalaman gerusan
akibat pemasangan chasing
2. Untuk mengetahui sistem aliran di
sekitar pilar
3. Untuk mengetahui ketinggian chasing yang
paling efektif dalam mengendalikan gerusan.
1.5
Manfaat
Penelitian
Manfaat
yang bisa diambil dari penelitian ini adalah
1. Secara teoritik, penelitian ini
bermanfaat guna pengembangan ilmu Hidrolika di jurusan Teknik Sipil.
2.
Dapat menjadi masukan bagi berbagai
pihak kaitannya dalam pembangunan pilar jembatan atau bangunan air lainnya.
Skripsi ini terdiri dari BAB I sampai BAB 5 Full
Skripsi ini terdiri dari BAB I sampai BAB 5 Full
Tidak ada komentar:
Posting Komentar