BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kesadaran masyarakat akan gizi membuat peningkatan
kebutuhan produk – produk peternakan seperti susu, daging dan telur. Salah satu
produk peternakan yang selalu dibutuhkan adalah susu yang dihasilkan oleh sapi
perah dengan kandungan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan maupun
pemeliharaan kesehatan tulang. Peningkatan permintaan akan produk peternakan
seperti susu akan mendorong peternak untuk meningkatkan produksi susu yang
dihasilkan oleh ternaknya melalui peningkatan kualitas ransum yang diberikan.
Nutrien yang terkandung dalam pakan merupakan prekursor pembentukan susu karena
dapat mempengaruhi pola fermentasi rumen (Arora, 1989). Keseimbangan dan
ketersediaan nutrien dalam ransum penting diperhatikan selain harga yang murah
agar dapat terjangkau oleh peternak.
Pakan yang diberikan peternak seringkali mengalami
defisiensi nutrient sehingga mempengaruhi kebutuhan ternak untuk hidup pokok
maupun produksi karena peternak kekurangan biaya. Selain itu, minimnya
pengetahuan peternak dapat membuat kerugian yang besar karena kualitas susu
yang tidak memenuhi standar maupun jumlah mikroba yang melebihi batas normal.
Alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi defisiensi nutrien pada sapi
perah yaitu dengan pemberian ransum komplit berkualitas.
Ransum komplit merupakan jumlah total bahan makanan
yang diberikan kepada hewan untuk periode 24 jam (Hartadi et al., 1997)
dan mengandung campuran hijauan, konsentrat maupun suplemen yang memenuhi
kebutuhan nutrisi ternak serta dapat meningkatkan efisiensi pemberian pakan.
Hijauan yang digunakan pada penelitian ini yaitu jerami sorgum yang terdiri
dari bagian batang dan daun dimana biji dari sorgum telah terlebih dahulu
diiradiasi dengan sinar gamma untuk meningkatkan produktivitasnya. Sorgum (Sorghum
bicolor L.Moench) merupakan salah satu hijauan yang potensial untuk
digunakan sebagai pakan ternak karena tanaman sorgum tahan kering, salinitas
tinggi, genangan, maupun hama dan penyakit. Selain itu, dalam penanaman sorgum
memerlukan pupuk lebih rendah (Soeranto, 2007). Selain hijauan, dalam ransum
komplit juga mengandung konsentrat sebagai pakan yang kaya akan sumber protein
atau sumber energi, serta dapat mengandung imbuhan pakan (Saragih, 2003) dimana
konsentrat yang digunakan pada penelitian ini merupakan konsentrat sumber
protein komersil dengan kandungan protein kasar sekitar 8%. Untuk melengkapi
kebutuhan mineral, protein by-pass dan menurunkan jumlah mikroba dalam
susu, perlu ditambahkan suplemen pakan dalam ransum komplit seperti Suplemen
Pakan Multinutrien (SPM) atau Suplemen Kaya Nutrien (SKN).
SPM merupakan suplemen pakan pengembangan dari Urea
Molasses Multinutrient Block (UMMB) dengan kualitas lebih baik dan
harga yang lebih murah serta melalui uji in vivo nyata dapat memperbaiki
produksi dan kualitas susu sapi perah (Rafis, 2006). SPM dibuat dengan proporsi
molases sebesar 10% dan lebih kecil dibandingkan dalam UMMB (29%), karena
ketersediaan dan harga molases yang tinggi. Berdasarkan hal tersebut maka harga
SPM juga lebih murah dibandingkan dengan UMMB (Suharyono et al., 2005).
Pengembangan SKN dilakukan dengan menggunakan bahan
baku local berupa limbah pertanian dan limbah industri. Pengkayaan suplemen
pakan menggunakan bahan seperti onggok, ampas tahu, bungkil kelapa, kombinasi
daun kembang sepatu dan ampas teh (agen defaunasi serta sumber tannin) dan
campuran mineral organik. Dalam pengembangan SKN, kunyit juga digunakan untuk
memperbaiki kualitas susu dengan membantu penurunan populasi mikroba kontaminan
susu (Tanuwiria et al., 2006).
B. Rumusan
Masalah
Peningkatan efisiensi pemberian pakan untuk
meningkatkan pendapatan peternak perlu dilakukan. Hal tersebut dapat didukung
dengan pembuatan ransum komplit berkualitas. Keterbatasan penyediaan hijauan
sebagai bahan makanan utama ternak ruminansia terutama pada musim kemarau
mendorong penggunaan sumber hijauan yang tahan terhadap keadaan kering. Sorgum
dikenal sebagai tanaman yang tahan terhadap kekeringan dan adaptif di segala
jenis tanah. Konsentrat sebagai pakan pelengkap perlu ditambahkan untuk
meningkatkan produktivitas ternak. Akan tetapi, fluktuasi kualitas konsentrat
yang beredar di kalangan peternak perlu disiasati dengan penggunaan suplemen
pakan. Suplemen pakan digunakan untuk mengkoreksi kekurangan nutrien dalam
memenuhi kebutuhan ternak. Ransum komplit ini menggunakan dua macam suplemen
pakan, yaitu SPM dan SKN. SPM dikembangkan dari UMMB untuk mengatasi
keterbatasan penyediaan bahan baku.
Sedangkan SKN dikembangkan dari SPM dengan
pengkayaan berupa tambahan mineral organik, campuran agen defaunasi dan sumber
protein by-pass serta kunyit untuk memperbaiki kualitas susu peternak. Penggunaan
jerami sorgum sebagai sumber hijauan, konsentrat dengan penambahan suplemen
pakan dalam ransum komplit diuji secara in vitro untuk mengetahui
fermentabilitas serta besar produksi biomassa mikroba.
C. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rasio
terbaik dalam ransum komplit pada kombinasi penggunaan jerami sorgum,
konsentrat dan dengan penambahan SPM atau SKN terhadap fermentabilitas in
vitro dan produksi biomassa mikroba dengan menggunakan metode uji gas Hohenheim.
Skripsi ini terdiri dari BAB I sampai dengan BAB V
Full. Untuk pengunjung blog saya bisa ini yang ingin mendapatkan contoh skripsi
ini sebagai bahan pembelajaran maupun referensi dalam menyusun skripsi anda dapat menghubungi
pengelola blog ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar