BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Dalam Manajemen Sumber Daya Manusia, karyawan adalah
kekayaan (asset) utama perusahaan, sehingga harus dipelihara dengan baik.
Melalui SDM yang efektif mengharuskan manajer atau pimpinan dapat menemukan cara
terbaik dalam mendayagunakan orang – orang yang ada dalam lingkungan
perusahaannya agar tujuan – tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Untuk
mencapai tujuan dan sasaran suatu perusahaan, departemen SDM membantu para pimpinan
memperoleh, mengembangkan, memanfaatkan, mengevaluasi, dan mempertahankan,
jumlah dan jenis hak karyawan (Rivai, 2004 :11)
Oleh karena itu, SDM yang ada harus dimanfaatkan
sebaik mungkin untuk mencapai tujuan perusahaan. Namun, pada kenyataannya
dengan perkembangan ekonomi yang cepat, perampingan perusahaan, PHK, merger,
dan bangkrutnya beberapa perusahaan sebagai akibat dari krisis yang
berkepanjangan telah menimbulkan dampak yang sangat merugikan bagi ribuan
bahkan jutaan tenaga kerja. Dari penyebab faktor lingkungan internal ini, karyawan
harus rela dipindahkan ke bagian yang sangat tidak mereka kuasai dan tidak tahu
berapa lama lagi mereka akan dapat bertahan atau dipekerjakan. Selain itu
mereka harus menghadapi manajer baru, pengawasan yang ketat, tunjangan
kesejahteraan berkurang dari sebelumnya, dan harus bekerja lebih lama dan lebih
giat demi mempertahankan status sosial ekonomi keluarga. Para pekerja di setiap
level mengalami tekanan dan ketidakpastian. Situasi inilah yang seringkali
memicu terjadinya stres kerja. Kita semua tahu bahwa stres kerja ini kerap
menjangkiti banyak pihak di tempat kerja. Dari sejumlah penjelasan para ahli,
stres kerja ini bisa menimbulkan dampak baik, tapi sekaligus buruk bagi yang bersangkutan
dan organisasi atau perusahaan. Orang yang terkena stres kerja (dengan catatan,
tidak bisa menanggulanginya) cenderung jadi tidak produktif, tidak tertantang
untuk menunjukkan kehebatannya, secara tidak sadar malah menunjukkan kebodohannya,
malas-malasan, tidak efektif dan tidak efisien, ingin pindah tetapi tidak
pindah-pindah, dan seterusnya. Secara kalkulasi manajemen, tentu saja ini
merugikan organisasi. Apalagi jika si penderita stres kerja ini jumlahnya
banyak di suatu tempat (Rini, 2002).
Sebuah studi terhadap 46.000 karyawan menyimpulkan
bahwa tekanan dan depresi dapat menyebabkan karyawan mencari perawatan medis
untuk masalah fisik dan psikologis yang tidak jelas dan nyatanya dapat mengarah
kepada kondisi kesehatan yang lebih serius. Biaya perawatan kesehatan pekerja
yang mengalami tekanan tinggi adalah 46% (Dessler, 2007: 296)
Adapun dari berbagai faktor lingkungan eksternal
dapat mengarah kepada tekanan pekerjaan. Ini meliputi jadwal kerja, kecepatan
kerja, keamanan pekerjaan, rute ke dan dari pekerjaan, jumlah dan sifat pelanggan
atau klien. Bahkan kebisingan termasuk orang yang berbicara dan bunyi dering
telepon, berkontribusi kepada tekanan: 54% dari pekerja kantor dalam survei
terbaru mengatakan bahwa kebisingan demikian sering menganggu mereka (Dessler,
2007: 296). Tekanan ini sangat memicu karyawan, begitu juga dalam kinerja wartawan.
Wartawan merupakan karyawan bagi perusahaan pers. Kinerja mereka tidak sama
dengan karyawan yang ada diperusahaan lain. Jam kerja yang tidak pasti dan
kondisi lingkungan eksternal yang kurang mendukung.
Profesi wartawan tidak mengenal jam kerja yang
pasti. Karena itu, ada yang menyatakan bahwa jam kerja wartawan adalah 24 jam.
Artinya, jam berapa pun atau sedang apapun, apabila mendengar sebuah informasi,
seperti kebakaran, kereta api terguling, pesawat jatuh, perampokan atau tragedi
lainnya seorang wartawan yang baik harus mengejar sumber berita tadi. Kejadian
seperti ini tidak selalu terjadi pada saat jam kerja di siang hari, tapi bisa
berlangsung tengah malam tatkala ia tengah beristirahat di tempat tidurnya
(Aceng, 2001 : 32).
Wartawan memiliki keahlian yang berbeda, oleh sebab
itu wartawan mempunyai tugas sesuai dengan bidangnya. Wartawan di PT. Surat
Kabar Kota Bengkulu ada 11 wartawan yang ditugaskan pada bidang olahraga,
pendidikan, ekonomi, politik, sosial budaya dan kriminal. Pada bidang kriminal
memiliki tugas terberat daripada bidang yang lain karena luas wilayah yang
tercover sangat luas serta keberagaman kasus yang ditangani. Kriminal adalah
suatu tindakan yang ada ketentuannya dalam undang–undang. Dan masing–masing negara
berbeda. Kriminal juga bisa berarti perilaku yang tidak sesuai dengan norma
masyarakat (Anderson, 1998 : 5) Wartawan yang bertugas di bidang kriminal
menghadapi kasus yang beraneka ragam karena bukan hanya tindakan pidana tapi
peristiwa kebakaran, bencana alam merupakan tugas mereka. Dalam istilah jurnalistik
disebut plotting.
Stres ditentukan pula oleh individunya sendiri,
sejauh mana ia melihat situasinya sebagai penuh stres. Reaksi-reaksi
psikologis, fisiologis, dan dalam bentuk perilaku terhadap stres adalah hasil
dari interaksi situasi dengan individunya yang mencakup ciri-ciri kepribadian yang
khusus dan pola-pola perilaku yang didasarkan pada sikap, kebutuhan, nilai-nilai,
pengalaman masa lalu, keadaan kehidupan dan kecakapan (antara lain inteligensi,
pendidikan, pelatihan, pembelajaran). Dengan demikian, faktor-faktor dalam diri
individu berfungsi sebagai faktor pengaruh antara rangsang dari lingkungan yang
merupakan pembangkit stres potensial dengan individu. Faktor pengubah ini yang
menentukan bagaimana, dalam kenyataannya, individu bereaksi terhadap pembangkit
stres potensial. Orang yang berkepribadian introvert bereaksi lebih negatif dan
menderita ketegangan yang lebih besar daripada mereka yang berkepribadian extrovert,
pada konflik peran. Kepribadian yang flexible (orang yang lebih terbuka
terhadap pengaruh dari orang lain sehingga lebih mudah mendapatkan beban yang
berlebihan) mengalami ketegangan yang lebih besar dalam situasi konflik,
dibandingkan dengan mereka yang berkepribadian rigid.
Kecakapan seseorang merupakan variabel yang ikut
menentukan stres tidaknya suatu situasi yang sedang dihadapi, Jika seorang
pekerja menghadapi masalah yang ia rasakan tidak mampu ia pecahkan, sedangkan
situasi tersebut mempunyai arti yang penting bagi dirinya, situasi tersebut
akan ia rasakan sebagai situasi yang mengancam dirinya sehingga ia mengalami
stres. Ketidakmampuan menghadapi situasi menimbulkan rasa tidak berdaya.
Sebaliknya jika merasa mampu menghadapi situasi orang justru akan merasa
ditantang dan motivasinya akan meningkat.
Wartawan merupakan karyawan yang memiliki multi
talenta. Mulai dari manajemen kerja, waktu, ketrampilan menulis, maupun kecakapan
dalam berinteraksi. Hal ini memudahkan wartawan dalam mengelola stres. Namun,
tetap didukung kebijakan perusahaan. PT. Surat Kabar Radar Bengkulu merupakan
salah satu perusahaan pers yang bergerak di dunia pers dan penerbitan. Pasca
masa reformasi dunia pers semakin marak, baik dalam tingkatan nasional maupun
lokal. Demikian juga dengan profesi wartawan, banyak digeluti para aktivis pergerakan,
masyarakat lokal maupun para akademisi. Dalam menghadapi persaingan dunia pers
tersebut maka perusahaan harus meningkatkan kualitas penerbitan, yang mana hal
ini terkait dengan kemampuan wartawan dalam mengolah suatu berita yang lebih
baik dari perusahaan pers lainnya. Jika wartawan bekerja secara optimal, maka akan
diperoleh kualitas penerbitan yang tinggi, begitu pula sebaliknya.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dipandang
perlu untuk mengadakan penelitian guna mengetahui: analisis manajemen stres
kerja pada wartawan bidang kriminal pt. Surat kabar radar bengkulu, karena
apabila melihat waktu kerja profesi wartawan sangatlah padat. Hal ini memicu
wartawan pada kondisi stres. Gejala gejala stres yang muncul jika tidak segera
ditangani maka akan berakibat pada stres kerja yang dapat menurunkan daya tahan
tubuh dan berkurangnya konsentrasi dalam bekerja. Padahal disisi lain, wartawan
dituntut untuk aktif dalam proses penerbitan terutama pencarian berita demi
mencapai tujuan perusahaan pers.
1.2
Rumusan Masalah
Dari Latar belakang diatas, maka masalah dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
- Faktor apa saja yang menyebabkan stres kerja pada wartawan bidang Kriminal PT. Surat Kabar Radar Bengkulu ?
- Upaya apa yang dilakukan wartawan Bidang Kriminal PT. Surat Kabar Radar Bengkulu dalam mengelola stres kerja?
- Upaya apa yang dilakukan oleh pihak perusahaan PT. Surat Kabar Radar Bengkulu dalam mengelola stres kerja wartawan bidang wartawan bidang kriminal?
1.3
Tujuan Penelitian
- Untuk Mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan stres kerja pada wartawan Bidang Kriminal PT. Surat Kabar Radar Bengkulu
- Untuk Mengetahui upaya yang dilakukan wartawan Bidang Kriminal PT. Surat Kabar Radar Bengkulu dalam mengelola stres kerja
- Untuk Mengetahui upaya yang dilakukan oleh pihak perusahaan PT. Surat Kabar Radar Bengkulu dalam mengelola stres kerja wartawan bidang kiminal
1.4
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
yang berguna bagi berbagai pihak antara lain:
- Bagi Peneliti, Dengan penelitian ini, diharapkan mampu menambah wawasan dan pengetahuan serta mampu memahami berbagai macam sifat dan karakteristik wartawan pada suatu perusahaan pers.
- Bagi Akademisi, Penelitian ini diharapkan mampu menjalin kerjasama antara pihak akademisi dengan pihak praktisi. Serta mampu memberikan tambahan khazanah keilmuan di perpustakaan Universitas.
- Bagi Praktisi, Bisa memberikan masukan kepada praktisi berupa informasi tentang penyebab stres kerja yang dialami wartawan. Sehingga stres kerja yang ada bisa diminimalisasikan dengan berbagai strategi manajemen stres kerja.
Skripsi ini terdiri dari BAB 1 sampai dengan BAB V Full
Tidak ada komentar:
Posting Komentar