BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Ampas tebu merupakan hasil buangan
dari proses pembuatan gula. Sebelumnya ampas tebu hanya digunakan untuk bahan
bakar ketel, kemudian ampas tebu dimanfaatkan oleh petani jamur. Dengan
semakin berkembangnya teknologi dan kebutuhan akan kertas, maka dicari
alternatif lain sebagai bahan baku kertas yaitu ampas tebu. Perkembangan
selanjutnya, ampas tebu digunakan sebagai makanan ternak, pupuk,
wallboard,dan Iain-lain. Sehingga ampas tebu semakin dikenal dalam dunia
industri.
Kendala yang timbul dengan adanya
penjualan ampas tebu ini adalah mengenai hal pengangkutan dan penyimpanan
ampas tebu. Karena ampas tebu berbentuk serat maka untuk memindahkan ampas
tebu ke dalam truk digunakan tenaga manusia dan juga setelah sampai tujuan,
ampas tebu diturunkan dengan cara serupa. Hal ini memakan waktu yang lama,
kurang praktis dan juga kapasitas pengangkutan tidak bisa maksimum. Mesin
press ampas tebu yang lama didisain dengan mesin uap sebagai penggerak dengan
dimensi ampas tebu yang telah dipress adalah 300 x 400 x 600 mm.
Dengan kapasitas ampas tebu yang
dihasilkan mesin press yang lama, maka terjadi penumpukan ampas tebu, karena
kapasitas ampas yang keluar dari mesin giling lebih besar dibanding ampas
tebu yang masuk ke mesin press ampas tebu. Untuk kondisi yang lampau, keadaan
ini tidak menjadi masalah, karena ampas tebu tidak mempunyai nilai ekonomis
selain untuk bahan bakar ketel .Tapi dengan meningkatnya kebutuhan ampas tebu
dalam bidang industri, maka semua ampas tebu dimanfaatkan.
1.2
Perumusan
Masalah
Pada pabrik gula, dimana penulis
mengadakan penelitian mempunyai masalah yaitu penumpukan ampas tebu. Karena
kapasitas ampas tebu yang lebih besar dibanding mesin press ampas tebu,
sehingga memakan tempat. Kapasitas ampas tebu adalah 30 % dari kapasitas
giling yaitu 12,5 ton/jam dan kapasitas ampas tebu yang masuk ke mesin press
adalah 6,25 ton/jam sedangkan sisanya dibawa conveyor menuju ke ruang
pembakaran ketel. Kapasitas pengepresan mesin press yang lama adalah 1,4 ton
/jam, sehingga terjadi kelebihan atau penumpukan ampas tebu sebesar 4,85
ton/jam. Mesin uap torak pada mesin press ampas tebu yang lama menggunakan mesin
uap torak sebagai penggeraknya. Hal ini kurang praktis dan harga mesin uap torak
yang sangat mahal. Sehingga penulis merencanakan mesin press ampas tebu
dengan kapasitas yang lebih besar dan menggunakan motor listrik sebagai
penggerak.
1.3
Tujuan
Perencanaan
Tujuan perencanaan mesin press ampas
tebu ini adalah untuk mengurangi penumpukan ampas tebu dengan memperbesar
kapasitas pengepressannya. Dengan meningkatkan kapasitas pengepressan maka,
ampas tebu mempunyai nilai jual yang lebih tinggi dan juga lokasi
pengepressan menjadi lebih bersih.
1.4
Batasan
Masalah
Dalam penulisan tugas akhir ini,
penulis melakukan perhitungan yang menitik beratkan pada perencanaan mesin
press ampas tebu yang lebih baik dibanding sebelumnya, sehingga dapat
dijadikan salah satu alternatif dalam membuat mesin press ampas tebu. Untuk
membatasi ruang lingkup penulisan tugas akhir ini, maka penulis menentukan
batasan pembahasan yaitu: rangkaian dan sistem elekronik tidak dibahas.
1.5
Metode
Pemecahan Masalah
Untuk memecahkan masalah yang timbul
dalam penulisan tugas akhir ini, penulis melakukan pengamatan terhadap
karakteristik ampas tebu dan percobaan mekanisme pengepressan. Untuk
menunjang penyelesaian masalah ini, penulis menggunakan studi literatur
dengan mengumpulkan data-data dan menganalisa dengan rumus-rumus dari
referensi.
Skripsi
ini terdiri dari BAB I sampai dengan BAB V Full
|
Translate
Sabtu, 06 September 2014
Perencanaan Mesin Press Pada Ampas Tebu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar